Pedagang Bakso Keliling di Keroyok Jamaah
Puluhan jamaah menyerbu pedagang bakso gerobak keliling di depan masjid Al Barokah di Dusun Padan, Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (22/10/2021). Foto : detikcom/Achmad Syauqi.

BOGOR-TODAY.COM, KLATENPedagang bakso keliling di keroyok jamaah di Dusun Padan, Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (22/10/2021)

Para jamaah mengeroyok pedagang bakso lantaran dibebaskan makan secara gratis.

Pedagang bakso yang diketahui bernama Joko Warsito menceritakan bahwa jamaah tersebut telah menjadi langgannnya karena Joko kerap mangkal di depan masjid wilayah tersebut sejak 7 tahun lalu.

“Disini sudah tujuh tahunan ini, sering jadi langganan disini. Ya Alhamdulillah dibeli untuk digratiskan ke jamaah,” ungkap penjual Joko, seperti dikutip bogor-today.com dari detikcom, Jumat (22/10/2021).

Setiap hari Jumat, kata Joko baksonya diborong oleh donatur dan membagikannya kepada jamaah usai melaksanakan salat Jumat.

“Rata-rata 90 mangkok setiap Jumat. Kalau keliling sehari penuh paling 100 mangkok, di sini sebulan empat kali tiap Jumat,” sambung Joko.

BACA JUGA :  SOLUSI AGAR GURU BEBAS DARI PINJOL

Karena jamaah yang bersedekah di Jumat berkah sudah langganan, ucap Joko, soal harga tidak pernah ditawar oleh donatur. Hanya saja dia memberikan harga khusus.

“Kalau jualan biasa harga semangkok Rp 6.000 tapi kalau diborong untuk jamaah Rp 5.000. Ya itung itung saya juga sedekah,” papar Joko.

Sementara, Ketua takmir masjid Al Barokah, Sidik Mulyana menyebutkan menu Jumat untuk jamaah tidak hanya bakso. Kadang nasi juga.

” Ada juga nasi bungkus dan snack, ada juga bakso dan snack,” terang Sidik.

Dijelaskan Sidik, sedekah dari warga itu rutin ada sejak tiga tahun terakhir. Sifatnya seikhlas yang memberi dan menunya terserah yang menyumbang.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling Kabupaten Bogor, Rabu 15 Mei 2024

“Jadi ini seikhlasnya dari dermawan, bukan dari kas. Bakso ini sedekah dari warga yang sengaja memanggil tukang bakso sebagai menu,” papar Sidik.

Menurut Sidik, sejak ada donasi makan siang itu dampaknya jamaah menjadi guyub. Setelah salat, makan bersama di halaman.

“Biasanya 90-95 porsi makanan. Setelah ada makan siang bersama itu jamaah makin maju, kita tidak menentukan besar donasi, tidak ada patokan jenis menu, semua seikhlasnya,” lanjut Sidik.

Kadang, ujar Sidik, jumlah dermawan yang bersedekah lebih dari satu. Akibatnya makanan menumpuk kelebihan.

“Kalau ada kelebihan, tidak habis kita kelilingkan ke warga lainnya. Ada ke orang jompo, dan warga tidak mampu lainnya kita antar,” imbuh Sidik. (net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================