Bahkan Es Cendol Elizabeth semakin banyak dikenal dibeberapa kota lainnya yang ada di Indonesia.

Kisah Rohman

Rohman kecil harus ikhlas ditinggal ayahnya ketika baru duduk di bangku kelas 2 SD, hingga membuatnya terpaksa membantu perekonomian keluarga di umurnya yang begitu muda.

Semasa muda Rohman habiskan waktunya bekerja sebagai petani di pekalongan, hingga akhirnya berpikir untuk hijrah ke Bandung untuk membantu pamannya berjualan cendol.

BACA JUGA :  Konsisten Selama 10 Tahun, Vihara Dhanagun Jaga Keberagaman Lewat Santunan dan Buka Puasa Bersama

Di Bandung, rohman berkeliling menjalankan dagangannya dengan upah yang diberikan kepada pamannya sebagai uang jajan.

Namun nyatanya upah yang diberikan Rohman tidak ia gunakan melainkan mengirimkan ibu dan adiknya di kampung, untuk biaya sehari-hari.

Sementara sisanya Rohman gunakan untuk membeli gerobak, dan perlengkapan lainnya agar dirinya bisa menghasilkan uang sendiri dari menjual cendol tanpa harus membagi kepada pamannya lagi.

BACA JUGA :  Tuban Jatim Diguncang Gempa Terkini M3,7 Kamis Pagi Ini

Usaha cendolnya ia rintis sejak tahun 1927 dan masih bertahan hingga saat ini.

Dalam satu hari, Rohman bisa menghabiskan 300 porsi dengan omset bisa mencapai 10 juta perharinya.

Semakin dikenal banyak orang dan telah berhasil memiliki tempat sendiri, Rohman mulai menyertakan menu lainnya pada usahanya tersebut seperti es goyobod, batagor, baso tahu, serta mie baso. (net)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================