Dengue Shock Syndrome
Pasein DBD di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor tengah menjalani perawatan. Foto : Dokumen bogor today.

BOGOR-TODAY.COMDengue shock syndrome (DSS) atau sindrom syok dengue merupakan sindrom yang disebabkan virus dengue yang cenderung mempengaruhi anak-anak di bawah 10 tahun dan bisa menyebabkan kematian.

Gejalanya, kondisi pasien mungkin tiba-tiba memburuk setelah beberapa hari demam. Suhu turun, diikuti oleh tanda-tanda kegagalan peredaran darah, dan pasien dapat dengan cepat mengalami kondisi syok kritis.

Dengue Shock Syndrome ditandai dengan perdarahan yang mungkin muncul sebagai bintik-bintik kecil darah pada kulit (petechiae) dan bercak darah lebih besar di bawah kulit (ekimosis). Selain itu, cedera ringan pada penderita dapat menyebabkan perdarahan.

BACA JUGA :  Bima Arya Titip Pesan Ini ke Tokoh Lintas Agama Saat Open House

Dilansir denguevirusnet.com, Jumat (12/11/2021) penelitian yang diterbitkan oleh PLOS Neglected Tropical Diseases, jumlah trombosit harian pada anak-anak pada tahap awal demam berdarah dapat memprediksi mereka yang paling berisiko terkena DSS.

Dalam penelitian ini, Phung Khanh Lam, dari Unit Penelitian Klinis Universitas Oxford, Vietnam, dan rekannya mengikuti 2.301 anak berusia 5 hingga 15 tahun yang dirawat di Rumah Sakit Penyakit Tropis di Kota Ho Chi Minh karena diduga menderita demam berdarah antara 2001 dan 2009.

BACA JUGA :  Kalap Makan Daging saat Lebaran, Coba 5 Makanan Ini yang Bisa Menurunkan Darah Tinggi

Para peneliti mengamati tanda-tanda vital, gejala, dan informasi ujian fisik dalam empat hari pertama timbulnya gejala sindrom ini. Para peneliti menganalisis faktor-faktor mana yang dikaitkan dengan risiko lebih besar terkena Dengue Shock Syndrome.

============================================================
============================================================
============================================================