headset
Waspada! 9 Bahaya Menggunakan Headset Intai Kesehatan Telinga.

BOGOR-TODAY.COM – World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa mendengarkan musik dengan menggunakan headset atau earphone dalam waktu lama dapat mengakibatkan kehilangan pendengaran.

Berdasarkan catatannya, lebih dari 1,1 juta orang berusia 12-35 tahun berisiko kehilangan pendengaran (tuli) karena hal tersebut.

Melanir alodokter.com, headset atau earphone diketahui menghasilkan gelombang suara yang sampai ke telinga kita sehingga membuat gendang telinga bergetar.

Getaran ini kemudian menyebar ke telinga bagian dalam melalui tulang-tulang kecil dan mencapai koklea (rumah siput).

Ketika sampai di koklea, getaran tersebut membuat rambut di sekitarnya ikut bergerak. Semakin kuat getarannya, semakin banyak rambut yang bergerak.

Paparan musik keras yang terus menerus dan dalam jangka panjang dapat membuat sel-sel rambut kehilangan kepekaan terhadap getaran. Sel-sel rambut mungkin bisa pulih, tetapi bisa juga tidak.

Meskipun dapat pulih, telinga mungkin tidak lagi berfungsi secara normal sehingga menyebabkan gangguan pendengaran atau tuli permanen.

Kondisi ini hampir tidak mungkin dipulihkan. Itu sebabnya, Anda perlu mengetahui tentang bahaya headset untuk kesehatan telinga dan pendengaran Anda.

Berikut berbagai bahaya yang mungkin mengintai Anda ketika mengenakan headset.

  1. NIHL (noise-induced hearing loss)

Bahaya berupa NIHL (noise-induced hearing loss) atau tuli akibat kebisingan dapat terjadi tidak hanya karena volume suara di headset Anda terlalu keras, tetapi juga seberapa lama atau sering Anda menggunakannya.

Penelitian yang dipublikasikan oleh Noise & Health menemukan bahwa 10% dari 280 remaja yang diteliti memiliki kebiasaan mendengarkan musik melalui headset dalam waktu yang lama, bahkan saat tidur.

Kebiasaan yang dilakukan ini membuat seseorang lebih berisiko terkena NIHL di kemudian hari.

  1. Tinnitus

Sel-sel rambut koklea yang rusak dapat menyebabkan suara berdenging, berdengung, atau menderu di telinga maupun kepala Anda. Kondisi ini disebut dengan tinnitus.

BACA JUGA :  Penemuan Mayat Pria di Parit Mandan Sukoharjo, Tak Ditemukan Kartu Identitas

Hasil penelitian yang dipublikasikan Noise & Health menunjukkan bahwa remaja yang mendengarkan musik lebih dari 3 jam dengan menggunakan headset lebih sering mengalami tinnitus.

  1. Hiperakusis

Situs Columbia Asia Hospital India menyebutkan bahwa 50% orang yang menderita tinnitus cenderung mengembangkan kepekaan tinggi terhadap suara di lingkungan yang normal. Kondisi ini disebut dengan hiperakusis.

  1. Kehilangan pendengaran

Seperti yang telah disebutkan, menggunakan headset untuk mendengarkan musik dengan keras dan dalam waktu yang lama dapat membuat sel-sel rambut lebih sensitif. Ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran sementara atau permanen.

  1. Infeksi telinga

Bahaya lain yang dapat ditimbulkan akibat pemakaian headset adalah infeksi telinga. Ini karena headset yang ditempatkan langsung ke dalam liang telinga menghalangi aliran udara.

Di samping infeksi telinga, pemakaian headset juga dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri. Kuman ini mungkin tertinggal di headset dan akan menginfeksi penggunanya.

Risiko tersebut semakin parah ketika Anda meminjamkan headset Anda ke orang lain.

  1. Pusing

Peningkatan tekanan di saluran telinga akibat suara keras juga dapat menyebabkan pusing. Itu sebabnya, kadang Anda mungkin pernah merasakan pusing setelah cukup lama menggunakan headset.

  1. Penumpukan kotoran telinga

Penggunaan headset dalam waktu yang lama bisa menimbulkan bahaya lain, yaitu penumpukkan kotoran telinga.

Jika kotoran telinga sudah menumpuk atau dikenal dengan nama serumen prop, Anda mungkin akan merasakan kondisi lain, seperti tinnitus, kesulitan mendengar, sakit telinga, dan infeksi telinga.

  1. Sakit di dalam telinga

Penggunaan headset dalam waktu yang lama dan tidak pas saat dipakai dapat menyebabkan sakit. Rasa sakit ini sering kali meluas ke telinga bagian dalam sehingga menyebabkan nyeri di sekitar telinga.

  1. Efek pada otak

Gelombang elektromagnetik yang dihasilkan headphone dapat mengakibatkan masalah pada otak dalam jangka panjang. Infeksi telinga juga dapat memengaruhi otak.

BACA JUGA :  Penemuan Mayat Perempuan Telentang di Bantaran Sungai Cicatih Sukabumi

Berapa lama ideal menggunakan headset?

WHO menganjurkan jangka waktu yang dibolehkan untuk seseorang mendengarkan earphone adalah satu jam setiap hari dengan besaran volume 60 persen saja. Beberapa dekade terakhir angka anak muda yang mengalami gangguan pendengaran akibat menggunakan earphone selalu meningkat.

Semenjak tahun 1994 sekitar 3,5 persen remaja di Amerika Serikat terserang gangguan pendengaran dan angkanya terus meningkat hingga 5 persen di tahun 2014.

Beberapa di antara kita mungkin pernah memakai earphone dengan volume maksimal terutama ketika sedang berada dalam lingkungan yang berisik. Padahal memutar musik dengan volume maksimal dapat merusak pendengangaran kita dalam kurun waktu 4 menit saja.

“Menggunakan earphone di dalam kondisi lingkungan yang berisik, orang cenderung memutar musik menggunakan earphone dengan volume yang lebih tinggi dari biasanya agar dapat terdengar oleh telinga. Kejadian tersebut dapat secara berkala merusak telinga kita jika terlalu sering dilakukan dengan durasi 4 menit” ujar Profesor Kathleen Campbell, ahli audiologi dari Southern Illinois University School of Medicine.

“Walaupun WHO juga telah memberi regulasi kepada pengembang merek earphone untuk membuat standarisasi alat pendengar yang tidak melukai pendengaran manusia, tetapi itu semua akan percuma apabila perilaku kita menggunakan earphone masih belum bijaksana” tutur profesor Kathleen Campbell.

Jadi jika dihitung, berapa lama kamu menggunakan earphone setiap harinya? Apakah berlebihan atau sudah tepat? Kamu sendiri yang memutuskan kedepannya. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================