MENEPIS RADIKALISME DENGAN PIKIRAN KRITIS

menepis radikalisme

Oleh : Rangga Radhika Ghathaf (Mahasiswa HI Unpar Bandung)

INDONESIA dengan jumlah penduduk cukup besar, yaitu 272.229.372 jiwa berdasarkan data Administrasi Kependudukan per Juni 2021. Dengan jumlah penduduk yang besar, hal tersebut bisa membawa berbagai ancaman yang diterima masyarakat luas untuk memecah belah persatuan NKRI.

Banyaknya perbedaan yang ada di Indonesia menjadi salah satu alasan kuat mengapa adanya kasus terjadinya disintegrasi di Indonesia. Salah satu kasus yang sering berkembang adalah kasus mengenai adanya paham radikalisme. Contoh kasusnya bisa kita lihat dengan masih adanya Organisasi papua Merdeka (OPM) hingga saat ini yang menginginkan kemerdekaan bagi rakyat Papua.

Pengertian radikalisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “Paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis.”

BACA JUGA :  Penurun Tekanan Darah Tinggi dengan 5 Makanan Alami Bernutrisi Ini!

Paham yang menginginkan perubahan yang drastis tersebut dianggap kurang cocok untuk negara Indonesia karena ada banyaknya suku dan budaya.

Paham yang keras tersebut apabila tidak segera untuk ditangani, maka bisa menyebabkan adanya masalah yang cukup serius di Indonesia seperti perpecahan.

Di masa seperti ini, Radikalisme telah merambah masuk untuk menggoda pikiran manusia melalui media sosial (medsos).

Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada 3 April 2021, terdapat 20.543 konten yang terindikasi terorisme di medsos. Hal tersebut tentu dapat berakibat fatal apabila tidak diselesaikan secara bijak oleh para pengguna medsos. Salah satu cara yang bisa kita gunakan dalam menepis paham radikalisme adalah dengan cara berpikir kritis.

BACA JUGA :  Jadi Ujung Tombak Jaga Lingkungan, Dedie Rachim Ajak RW se-Kota Bogor Gali Potensi Wisata Wilayah

Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir dengan kompleks yang menggunakan proses analisa serta evaluasi mengenai ide atau fakta yang didapat untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan dengan bijak.

Pikiran yang kompleks tersebut dapat membawa kita selaku pengguna medsos menjadi lebih selektif dalam memilih konten yang akan kita percaya. Dengan mengandalkan pikiran rasional manusia, ide maupun gagasan yang kita temui pada medsos akan dengan mudah untuk kita cari kebenarannya.

Terlebih apabila kita melihat pada saat ini, kehidupan bersosial media sangatlah bebas tanpa adanya batasan dalam membuat suatu konten, yang memungkinkan para pengguna medsos bisa dengan mudah menyisipkan paham negatif.

============================================================
============================================================
============================================================