BOGOR-TODAY.COM – Ngabuburit atau mengabuburit (bahasa Sunda) adalah kegiatan menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa pada waktu bulan Ramadan. Kegiatan ngabuburit dapat berupa banyak hal, seperti jalan-jalan, bermain, bercengkerama, mencari takjil gratis, mendatangi pasar kuliner atau menghabiskan waktu di taman. Selain itu, kegiatan ngabuburit juga dapat berupa kegiatan keagamaan seperti mendengarkan ceramah ataupun mengaji.
Sedangkan dalam bahasa Madura ngabuburit dikenal dengan istilah nyaré malem atau mencari malam atau nyaré bhuka’an (mencari takjil; bukaan) di mana orang yang berpuasa melakukan berbagai cara dalam menanti azan magrib.
Lain halnya dengan bahasa Minang, istilah ini dikenal dengan malengah puaso, yang berarti melakukan kegiatan untuk mengalihkan rasa haus dan lapar karena berpuasa.
Dalam bahasa Banjar, istilah ini dikenal juga dengan basambang, yang berarti jalan-jalan saat waktu senja.
Nah, kegiatan ngabuburit saat menunggu berbuka setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Berikut keunikan ngabuburit di berbagai wilayah Indonesia:
Jombang
Di daerah Jombang, ada kegiatan ngabuburit yang disebut ngabubuRead. Kegiatan ngabubuRead digagas oleh kelompok pemuda dari Jombang yang berasal dari beragam komunitas seperti Komunitas Pecinta Reptil (Ricoper), Komunitas Rumah Baca Gang Masjid (RBGM), Jombang Astronomi Club, serta Komunitas Pecinta Permainan Tradisional dan Rumah Inspiratif.
NgabubuRead berisi kegiatan yang unik dan berbeda dari kebiasaan ngabuburit pada umumnya. NgabubuRead seperti namanya, dirancang dengan tujuan agar anak-anak mengisi waktu luang menunggu berbuka puasa dengan aktivitas membaca buku.
Maka, di dalamnya dapat ditemukan sekolompok anak-anak dari PAUD, TK, serta SD yang kompak bersama-sama membaca buku. Anak-anak yang hadir dengan asyiknya bermain permainan tradisional yang disediakan yaitu egrang dan bakiak panjang. Mereka terlihat kompak dan melebur bersama dalam suka cita.
Jakarta
Di Jakarta, ternyata ada ngabuburit unik yang disebut dengan Bleguran. Bleguran pada awalnya adalah bentuk ngabuburit pemuda Jakarta di era tahun 70-an. Pemuda di masa itu bermain Bleguran dengan memakai bambu panjang yang berongga besar.
Rongga bambu itu nanti akan disulut dengan karbit, kemudian disulut api. Seketika, bambu itu seolah menjadi meriam yang meghasilkan suara keras. Pemuda pun akan dengan riang menikmati bermain bleguran bersama.
Sayangnya, mungkin hanya sedikit orang Jakarta yang masih mengenal tradisi bermain Bleguran sehingga permainan ini berangsur-angsur ditinggalkan.
Hal itu mungkin di akibatkan oleh semakin menyempitnya lahan terbuka di kawasan Jakarta serta budaya masyarakat Jakarta yang semakin bergeser menuju masyarakat modern.
Madiun
Di Madiun Jawa Timur, ada kelompok warga Kota Madiun yang senang untuk ngabuburit dengan kegiatan duduk bersama di pinggir rel kereta api untuk melihat kereta api lewat.
Warga masyarakat yang mempunyai anak turut serta membawa anaknya menyaksikan kereta api lewat. Meskipun mereka ceria saat menyaksikan kereta api lewat, mereka harus tetap menjaga keselamatan diri masing-masing.
Pasalnya, kereta api yang mereka saksikan bisa saja menjadi malapetaka bila tidak waspada dengan kehadiran kereta api yang bersiap melintasi rel yang di duduki oleh mereka.
Lamongan
Warga Lamongan di Jawa Timur pun mempunyai tradisi ngabuburit yang unik. Ada tradisi Kumbohan sebagai bentuk ngabuburit warga di Lamongan. Kumbohan dilakukan denganadalah berburu ikan mabuk di Sungai Bengawan Solo.
Banyak warga di daerah sepanjang bantaran Sungai Begawan Solo mengumpulkan ikan mabuk yang muncul ke permukaan air di sungai itu.
Ada warga yang mengambil ikan hanya dengan kedua tangan saja tanpa dibantu alat, adapula yang mengambil ikan dengan bantuan jala.
Pada akhirnya, ngabuburit yang dilakukan warga Indonesia dengan beragamnya kebudayaan yang dimiliki bisa menjadi penambah wawasan kita, bahkan bila didalami bisa memberi inspirasi baru untuk membuat aktivitas ngabuburit yang unik hasil ciptaan kita sendiri. (*)
Bagi Halaman
