AGAR BERKAH INDONESIA HARUS HIJRAH MENUJU JALAN LURUS

HERI B_OPINI
Heru B Setyawan penulis opini dengan judul “Kurikulum Merdeka Harus Merdeka Dulu Gurunya”. (FOTO : IST)

Oleh : Heru B Setyawan (Pemerhati Pendidikan)

MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata hijrah adalah perpindahan Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam bersama sebagian pengikutnya dari Mekkah ke Madinah.

Tujuannya hijrah untuk menyelamatkan diri dan sebagainya dari tekanan kaum kafir Quraisy. Arti ke dua dari hijrah adalah perubahan sikap, tingkah laku, dan sebagainya ke arah yang lebih baik.

Untuk masa sekarang hijrah yang tepat adalah arti yang ke dua yaitu perubahan sikap, tingkah laku, dan sebagainya ke arah yang lebih baik.

Karena Rosul dan para sahabat sudah tidak ada, tapi sejarah Rosul SAW dan para sahabat saat hijrah pada waktu itu tetap kita jadikan inspirasi dan teladani sebagai umatnya.

Penulis sengaja membuat opini dengan judul hijrah ke jalan yang lurus, karena sekarang kesesatan begitu merajalela di negeri tercinta Indonesia ini.

Inilah beberapa kesesatan yang kita lihat dan bahkan viral di media sosial dan dalam kenyataan sehari-hari.

Penulis hanya mengambil beberapa contoh kesesatan yang ada selama ini yaitu, kasus kesesatan Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu.

BACA JUGA :  Jadwal Babak 16 Besar Euro 2024, Berikut Tim yang Lolos ke Fase Gugur

Menurut Ketua MUI Indramayu, KH. Muhammad Syatori turut mengecam Ponpes Al Zaytun usai pemimpinnya, Panji Gumilang menyebut bahwa Al Quran hanya karangan Nabi Muhammad.

Dia (pentolan Al Zaytun, red) lantas menyimpulkan bahwa ajaran nabi menyimpang dari syariat Islam.

Sebetulnya banyak kesesatan yang dilakukan oleh Panji Gumilang sebagai pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, ini hanya salah satu saja contoh kesesatannya.

Kasus Al Zaytun ini berlarut-larut penanganannya, bahkan semakin rumit, karena banyak kepentingan dan banyak issu yang berkembang setelah ini.

Maraknya dan semakin berkembang komunitas Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). Ini terbukti dengan adanya pertemuan komunitas LGBT se-ASEAN di Jakarta pada pertengahan Juli.

Karena rencana ini mendapatkan kecaman luas dari publik termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan didemo secara besar-besaran oleh FPI dan Ormas Islam, maka acara ini alhamdulillah akhirnya dibatalkan oleh panitia.

Sementara situasi politik, hukum, ekonomi, pendidikan, keamanan, dan sosial budaya   dalam kedaan tidak baik-baik juga.

BACA JUGA :  Tenggelam di Kolam Renang Tuban, 2 Siswa TK asal Rembang Tewas

Sementara lembaga negara yang terdiri dari eksekutif, legislatif dan yudikatif tidak berfungsi dengan baik, kalua tidak boleh dikatakan mandul.

Maka saatnya mumpung di awal tahun baru hijriah ini, kita semua bangsa Indonesia untuk hijrah dalam arti yang ke dua, yaitu perubahan sikap, tingkah laku, dan sebagainya ke arah yang lebih baik.

Ya saatnya kita semua tanpa terkecuali untuk menuju ke jalan yang lurus, bukan jalan yang sesat atau salah.

Sementara mereka yang sudah benar, yaitu sudah berada pada jalan yang lurus, semoga tetap istiqomah berada di jalan lurus tersebut.

Sehingga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang penuh keberkahan, kemakmuran dan kemajuan dan tentunya bisa terwujud.

Seperti yang terdapat pada Kitab Suci  Al-Quran Surat Saba ayat 15, berbunyi negeri yang makmur dan damai diungkapkan dengan kalimat Baldatun thoyyibatun wa Rabbhun ghaffur.

Secara bahasa berarti: ”Negeri yang baik dengan Rabb Yang Maha Pengampun”. Jayalah Indonesiaku. ***

 

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News

Bagi Halaman
======================================
======================================
======================================