Febriansyah menuturkan, pemilihan budaya yang akan menjadi tema, biasanya melihat anak-anak di sekolah, yang punya darah keturunan budaya yang akan dikenalkan.
“Jika ada anak didik berasal dari Kalimantan. Mungkin di kegiatan mendatang kita budaya asli sana dari salah satu siswa tersebut,” tukasnya.
Selama kegiatan Culture Day, anak-anak, orang tua dan guru ikut serta dalam berbagai kegiatan, termasuk peragaan busana, pengenalan produk lokal, pengenalan budaya masing-masing dan menari. Dan sekolah, bekerja sama dengan Ikatan Keluarga Minang (IKM), mempersembahkan alat musik khas Padang.
“Dalam Culture Day diharapkan bisa menjadi sebuah ajang mengajarkan anak untuk tidak pantang menyerah. Contohnya, saat siswa harus ikut latihan tari. Tentu itu bukan hal gampang bagi mereka, karena saat latihan dan tampil maka anak-anak harus bisa fokus,” tuturnya.
Harapan lainnya, sambung Febri, diharapkan anak-anak didiknya bisa mengenal lebih luas budaya-budaya di Indonesia dan ikut melestarikan.
Sedangkan, Alfiasari, S.P., M.Si., Kepala Divisi Labschool Pendidikan Karakter IPB-ISFA menambahkan, kegiatan Culture Day yang diselenggarakan Labschool Pendidikan Karakter, merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang juga bertujuan meningkatkan keterlibatan orang tua dalam proses belajar anak di sekolah.
“Dalam proses pendidikan karakter anak, tentunya kemitraan antara sekolah serta keluarga memegang kunci penting. Keterlibatan orang tua yang tinggi dalam kegiatan Culture Day kali ini, akan menjadi kenangan yang indah bagi anak. Bisa juga semakin memantapkan materi pendidikan karakter yang diajarkan sekolah. Ayah dan bunda terlibat aktif untuk mendampingi anak-anak agar semakin percaya diri, tekun, menghargai perbedaan, saling menyayangi dan menghormati dan nilai-nilai karakter lainnya,” terang Alfiasari.***
Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News