GovTech INA Digital Diluncurkan, Kota Bogor Siap Jalankan Arahan Presiden

“Di satu kementerian ada yang lebih dari 500 aplikasi. Bayangkan, karena mungkin dulu setiap ganti menteri ganti aplikasi, ganti dirjen ganti aplikasi. Sama seperti di daerah ganti gubernur, ganti aplikasi, ganti kepala dinas ganti aplikasi. Orientasinya selalu proyek, itu yang kita hentikan tidak boleh diteruskan lagi,” tegasnya.

Mengutip laporan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Abdullah Azwar Anas, Presiden Jokowi mengingatkan kembali bahwa yang harus diperkuat Indonesia adalah digital publik infrastruktur yang merupakan ‘jalan tol’ untuk digitalisasi layanan publik negara.

“Kita harus juga memperkuat transformasi GovTech satu portal terintegrasi yang kita namakan INA digital, yang di situ ada layanan pendidikan, kesehatan, ada layanan izin usaha, perpajakan dan lainnya. Memang ini tahap awal kita memulai, tapi tidak apa karena memang migrasinya harus bertahap, tapi yang penting dimulai dulu. ASN digitalnya disiapkan, sistemnya terus disosialisasikan, kemudian perbaiki terus dan dilanjutkan secara bertahap,” katanya.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang dengan Ungkep Cumi Hitam dan Cabe yang Lezat Bikin Nambah

“Setiap kementerian lembaga dan Pemda harus bersama-sama melakukan integrasi. TIdak boleh ada lagi alasan ini alasan itu karena merasa datanya milik saya, datanya punya saya, datanya milik kementerian saya, datanya milik lembaga saya, data milik pemda saya, jadi tidak boleh lagi. Tidak akan maju kita kalau kita masih egosentris. Jadi sekali lagi tinggalkan praktik-praktik lama,” tambah Jokowi.

Menparb Abdullah Azwar Anas dalam laporan mengatakan bahwa pasca-peluncuran INA Digital, keterpaduan layanan digital pemerintah akan dikebut. Beberapa layanan prioritas akan dipadukan dalam satu portal pelayanan publik yang bakal diluncurkan pada September 2024.

Layanan prioritas yang dalam tahap akan dipadukan meliputi sektor pendidikan, kesehatan, bantuan sosial, pembayaran digital, identitas digital, SIM online, izin keramaian dan layanan aparatur negara.

“Maka sesuai arahan Bapak Presiden, tidak boleh lagi prosesnya berbelit meskipun sudah memakai teknologi. Disinilah pentingnya interoperabilitas layanan, yang di dalamnya mensyaratkan adanya pertukaran data. INA Digital bertugas mengintegrasikan layanan tersebut,” ujarnya.

BACA JUGA :  Sedang Mencari Ikan di Perairan Lubuk Besar, Nelayan Bangka Tengah Hilang

“Sehingga untuk pertama kalinya dalam sejarah, sesuai arahan Presiden, Indonesia bersiap mewujudkan sejarah baru, di mana layanan digital akan terpadu, tidak lagi berbasis instansi atau government centric, tapi berbasis kebutuhan rakyat atau citizen centric, seperti langsung masalah pencatatan sipil, dukungan pencarian pekerjaan, layanan jika warga sakit, pergantian alamat, akses bantuan sosial dan masih banyak lagi,” kata Anas.

Percepatan ini lanjutan Anas didasari oleh Peraturan Presiden yang dikeluarkan pada 22 Desember 2023 yang menetapkan Perpres 82 tahun 2023 tentang percepatan transformasi digital dan keterpaduan layanan digital nasional.

“Yang itu semua memfasilitasi ekosistem nasional yang memfasilitasi GovTech sebagai kunci dari percepatan dan keberlanjutan,” ujarnya.***

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News

Halaman:
« 1 2 » Semua
======================================
======================================
======================================