BOGOR, TODAYÂ – Sebanyak 3.922 hektar sawah di KabupatÂen Bogor yang tersebar di KecaÂmatan Tanjungsari, Cariu, JongÂgol, Sukamakmur, Tenjo dan Parungpanjang dipastikan gagal panen. Hal itu menyusul akibat hujan yang tak kunjung turun dalam beberapa bulan terakhir.
Akhirnya, dari sasaran luas taÂnam padi, jagung, kedele (Pajale) 95.200 hektare, sasaran produkÂsi 553.924 ton dan sasaran luas panen 91.520 hektare, luas taÂnam hanya terealisasi 80.430 hektare dengan realisasi produkÂsi Gabah Kering Giling (GKG) 352.643 ton. Untuk realisasi luas panen 56.027 hektar, realisasi produksi benih 271,5 ton.
“Untuk jangka pendek, bakal mencarikan solusi sepÂerti melakukan penyedotan dari sumber air yang masih ada di sungai-sungai yang debit airnya masih mencukupi. Saat ini telah dioperasionalkan 20 unit pomÂpa. Kalau untuk jangka panjang, pembuatan 20 unit sumur air tanah dangkal, lima unir emÂbung dan bendung Cijurei yang berlokasi di Kecamatan SukaÂmakmur,†ujar Bupati Bogor, Nurhayanti, disela panen raya padi, Senin (7/9/2015).
Selanjutnya, bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) juga diberikan kepada kelompok tani untuk mendukung upsus pajale, seperti traktor tangan sebanyak 168 unit, pompa air sebanyak 12 unit, rice milling 5 unit, comÂbine harvester 15 unit ,power threser 24 unit, alas panen 150 unit, pemipil jagung 8 unit dan 21 unit transplanter.
Ditempat yang sama, MayÂor Jenderan TNI Hadi Prasojo mengungkapkan, panen raya di Desa Sibanteng, Kecamatan LeuÂwisadeng ini merupakan proÂgram TNI AD yang dilaksanakan untuk pembinaan ketahanan pangan serta pendampingan keÂlompok tani.
“Selain itu, ini juga salah satu langkah untuk penguatan wilayah teritorial dengan sistem alam semesta lewat pemberdayÂaan warga masyarakat. Jadi kita tidak perlu mengimpor pangan lagi, karena panen raya untuk menciptakan kemandirian seÂhingga para petani tidak lagi terjebak oleh mafia pangan,†ungkapnya.
Pangdam III/Siliwangi TNI AD pun siap membantu pembuatan waduk Jatigede serta pembuatan embung untuk mengatasi kekerinÂgan yang menjadikan para petani gaÂgal panen karena kurang mendapatÂkan pasokan air untuk sawah mereka.
(Rishad Noviansyah)