BOGOR TODAY – Civitas akaÂdemika Universitas Pakuan (Unpak) Bogor melepas 778 sarjana untuk gelombang I TaÂhun Ajaran 2016. Acara penyÂematan toga dihelat di Gedung Brajamustika, Jalan Semeru, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Rabu (30/3/2016). Ke- 778 lulusan itu berasal dari tujuh fakultas, yakni Program Pascasarjana S3 3 orang, S2 71 orang, Fakultas Hukum 49 orang, Fakultas Ekonomi S1 171 orang, Fakultas Ekonomi D3 5 orang, FKIP 249 Orang, FISIB 60 orang, Fakultas Teknik :62 orang, Fakultas MIPA S1 96 orang serta Fakultas MIPA D3 12 orang.
Para sarjana baru itu disÂemati toga oleh Rektor UniÂversitas Pakuan Dr Bibin RuÂbini, Mpd. Widya Febri Pratiwi, wisudawan dari Fakultas HuÂkum terpilih menjadi lulusan S1 terbaik. Anak pasangan Imam Sujono dan Ida Ayu Widiarti ini menjadi lulusan terbaik dengan IPK 3,99. Sedangkan untuk S2 di raih oleh Herta Pari dari ProÂgram Studi Manajemen dengan IPK 5,59 dan S3 Alan Setyoko dari Program Studi Manajemen Pendidikan dengan IPK 3,63.
Dalam sambutannya, BibÂin Rubini, melihat fenomena yang mengkhawatirkan dari pemberitaan di media massa tentang kondisi generasi muda yang makin memprihatinkan. Bibin menyoroti soal penuÂrunan akhlak hingga tindakan-tindakan anarkis yang dilakuÂkan generasi muda. Belum lagi, kata Bibin bangsa Indonesia dihadapkan dengan persoalan menghadapi Masyarakat EkoÂnomi Asia (MEA) yang telah bergulir beberapa bulan yang lalu.
“Konsekuensi dari MEA ini akan lebih membuka peluang tenaga kerja asing untuk menÂgisi berbagai jabatan serta profesi di Indonesia. BegituÂpun sebaliknya Negara-negara lain membuka peluang bagi tenaga kerja Indonesia,†paÂparnya.
Menurut Bibin, kekhawatiÂran ini akan berubah menjadi sebuah ketakutan untuk berÂsaing dan akhirnya terpuruk jika Sumber Daya Manusia maÂsyarakat Indonesia tidak diperÂsiapkan dengan baik. Masalah ini, kata Bibin bukan hanya masalah pemerintah dan maÂsyarakat, akan tetapi menjadi masalah seluruh lembaga penÂdidikan tinggi di Indonesia yang menghasilkan lulusan yang menguasai berbagai biÂdang ilmu pengetahuan.
“Pertanyaan nya adalah apakah Lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia sudah siap bersaing dan berkompetisi?,†katanya.
Bibin memandang, dunia pendidikan Indonesia seakan baru tersadar setelah sekian lama bergelut dengan permaÂsalahan internalnya. Bahkan kehebatan intelektual orang Indonesia tidak bisa diragukan lagi, Indonesia telah menjuari dari berbagai bidang ilmu sepÂerti Olimpiade Sains dan komÂpetisi robot, akan tetapi semua itu seakan hilang.
“Mungkin kita terenyuh dan terkejut, jika melihat data tahun 2015 yang dikeluarkan oleh Organization for EconomÂic Co-operation and DevelopÂment (OECD) bahwa kualitas pendidikan Indonesia berada diperingkat 69 dari 76 Negara. Kita harus puas di bawah NegÂara Thailand (47) dan Malaysia (52) jauh dibanding Vietnam yang berada diposisi 12, bahÂkan yang lebih mengejutkan adalah peringkat pertama OECD diraih oleh Singapura. Apa yang salah dari pendidikan kita?â€, tanyanya.
Untuk itu, tambah Bibin, para lulusan pendidikan tinggi harus memiliki kecerdasan komprehensif, yang tidak hanya menekuni ilmu di bidanÂgnya saja (hard skill) tetapi haÂrus juga memiliki keterampilan (soft skill) yang baik sebagai peÂnyeimbang. Peranan hard skill dan soft skill sangat lah penting terlebih di dalam dunia kerja. Terkadang peran soft skill lebih dominan porsinya dibanding hard skill.
“Mengapa soft skill begitu diperhitungkan dalam dunia kerja? Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti IngÂgris, Amerika, dan Kanada, (diÂkutip dari hardinan.blogspot. co.id) terdapat 23 atribut soft skills yang dominan di dunia kerja diantaranya memiliki inisiatif yang baik, memiliki etika dan berintegritas tinggi, berpikir kritis, memiliki kemÂauan belajar, berkomitmen, memiliki motivasi tinggi, berÂsemangat, dapat diandalkan, berkomunikasi dengan baik, kreatif, analitis, fleksibel, manÂdiri, tangguh, dapat menyÂelesaikan persoalan dan lain-lain,†terangnya.
Untuk mendorong hal tersebut, kata Bibin Universitas Pakuan sebagai penyelenggara pendidikan tinggi berupaya melaksanakan pendidikan denÂgan memperhatikan sinergiÂtas dan keharmonisan bidang kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler yang capaianÂnya diharapkan dapat memiÂliki kompetensi baik hard skills maupun soft skills secara seimÂbang.
“Universitas Pakuan buÂkan menara gading yang tidak memberikan manfaat, melainÂkan menara air yang berupaya memberikan kemaslahatan pada setiap orang,†katanya.
Bibin berpesan agar para lulusan Universitas Pakuan menjadi lulusan yang cerdas, mandiri, kreatif, inovatif, dan produktif. Bekal ilmu yang diÂmiliki para wisudawan belum cukup untuk modal terjun di masyarakat, harus disertai siÂkap dan perilaku terpuji.
“Kami sangat berharap agar para wisudawan tetap menjaga nama baik almamater, karena kebesaran almamater juga sanÂgat tergantung pada peran aktif alumninya di masyarakat,†tanÂdasnya.
(Abdul Kadir Basalamah)