JAKARTA TODAY – Gempa bumi yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan kekuatan 7,0 Skala Richter (SR) pada Minggu 5 Agustus 2018 memberikan dampak yang luas. Hingga Senin dini hari (6/8/2018) pukul 02.30 WIB tercatat 82 orang meninggal dunia akibat gempa, ratusan orang luka-luka dan ribuan rumah mengalami kerusakan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, ribuan warga mengungsi ke tempat yang aman. Aparat gabungan terus melakukan evakuasi dan penanganan darurat akibat gempa bumi.

“Daerah yang terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram. Berdasarkan laporan dari BPBD Provinsi NTB, dari 39 orang meninggal dunia, korban berasal dari Kabupaten Lombok Utara 65 orang, Lombok Barat 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 4 orang, dan Lombok Timur 2 orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh,” kata Sutopo dalam rilis yang diterima wartawan, Senin (6/8/2018).

BACA JUGA :  Basket Ramadan Cup 2024, Siapkan Atlet Berprestasi

Di saat penanganan darurat dampak gempa 6,4 SR masih berlangsung, kata dia, terutama di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur, tiba-tiba masyarakat diguncang gempa dengan kekuatan yang lebih besar. Masyarakat panik dan berhamburan ke jalan. Bangunan dan rumah yang sebelumnya sudah rusak akibat gempa sebelumnya menjadi lebih rusak dan roboh.

BACA JUGA :  Pisang Kuah Santan yang Lezat untuk Takjil Praktis di Tanggl Tua

“Apalagi ada peringatan dini tsunami menyebabkan masyarakat makin panik dan trauma sehingga pengungsian di banyak tempat,” tambah Sutopo

Korban luka-luka banyak yang dirawat di luar puskesmas dan rumah sakit karena kondisi bangunan yang rusak. Selain itu gempa susulan terus berlangsung.

“Hingga (5 Agustus 2018) pukul 22.00 WIB terjadi 47 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil. BMKG menyatakan bahwa gempa 7 SR tadi adalah gempa utama (main shock) dari rangkaian gempa sebelumnya. Artinya kecil kemungkinan akan terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar,” tuturnya.

============================================================
============================================================
============================================================