JAKARTA, TODAY — Menteri ESDM Sudirman Said menjelaskan, kebijakan pemerintah menÂgenai penetapan harga BBM jenis Solar dan Premium. Menurut dia, meski harga minyak dunia sudah menurun drastis, pemerintah hanya menurunkan harga Solar dan Premium sebesar Rp 500/liter untuk periode 1 April 2016-30 Juni 2016, karena ingin menjaga staÂbilitas perekonomian. Sebab, penurunan harga BBM tidak diikuti oleh harga barang-baÂrang kebutuhan pokok. Sebaliknya kalau harga BBM naik, belum ditetapkan naik pun harga bahan pangan pokok sudah melonjak.
Jika sekarang harga BBM turun terlalu tajam dan suatu saat haÂrus dinaikkan lagi karena kenaikan harga minyak, ujung-ujungnya maÂsyarakat harus menanggung damÂpak kenaikan harga barang-barang yang di luar kewajaran.
“Selama ini apabila harga tuÂrun tidak diikuti harga barang-baÂrang kebutuhan. Sebaliknya kalau harga naik. Kita ingin melindungi masyarakat bawah dari naik turunÂnya harga,†kata Sudirman. dalam rapat kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan Komisi VII di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (12/4/2016).
Karena itu, harga Solar dan Premium hanya diturunkan sedikit, masih di atas harga keekonomian. Margin yang diperoleh Pertamina dari penjualan Solar dan Premium saat ini akan dijadikan ‘bantalan’ saat harga BBM naik lagi. “Kita melihat ke depan akan ada tren kenaikan. Ada baiknya kita simpan kelebihan saat ini sebagai bantalan saat harga naik,†paparnya.
Menurut kajian Kementerian ESDM, ketika ada penurunan harga BBM sebesar 3,5%, harga bahan pokok hanya turun 0,1%. “SedangÂkan saat harga BBM naik 8%, kenaiÂkan harga bahan pokok mencapai 2%, jauh lebih tinggi dampaknya dibanding saat harga BBM turun,†Sudirman, menjelaskan.
Ongkos transportasi juga seÂrupa. Ketika harga BBM jenis Solar turun 16%, tarif transportasi cuma turun 5-10%. “Tapi kenaikan harga Solar 16% membuat tarif transporÂtasi naik 30%,†katanya.
Atas dasar itulah pemerintah memutuskan untuk menjaga harga BBM tidak turun terlampau jauh. “Pemerintah berkesimpulan apaÂbila pemerintah masih bisa menyÂimpan margin, maka kita memilih untuk tidak menurunkan sampai harga keekonomian,†kata dia.
Indonesia Paling Murah
Sudirman juga menyatakan harga BBM jenis Premium dan Solar yang ditetapkan pemerintah masing-masing Rp 6.450/liter dan Rp 5.150/liter, sebenarnya tidak tergolong mahal. Hanya segelintir negara yang menetapkan harga BBM lebih murah. “Thailand, FiliÂpina, Vietnam, Laos lebih mahal dari kita (harga BBM). Hanya MaÂlaysia yang lebih murah,†kata dia.
Berdasarkan data KementeriÂan ESDM yang dipaparkan dalam Raker Komisi VII DPR, berikut daftar negara-negara yang harga BBM sekelas Premium dan SoÂlarnya lebih mahal dari Indonesia:
Harga Premium di beberapa negÂara per 14 Maret 2016:
Thailand Rp 8.686/liter
Vietnam Rp 8.710/liter
Kamboja Rp 10.530/liter
Filipina Rp 10.790/liter
Selandia Baru Rp 15.185/liter
Laos Rp 15.210/liter
Singapura Rp 16.303/liter
Belanda Rp 21.486/liter
Harga Solar di beberapa negaÂra per 14 Maret 2016:
Vietnam Rp 5.720/liter
Filipina Rp 6.500/liter
Amerika Serikat Rp 6.505/liter
Selandia Baru Rp 8.000/liter
Thailand Rp 8.281/liter
Kamboja Rp 8.580/liter
Singapura Rp 9.280/liter
Laos Rp 11.050/liter
Pun begitu, ada juga negaÂra-negara di Timur Tengah dan lainnnya yang harga BBM sekelas Premium dan Solarnya lebih muÂrah. Untuk Premium ada Oman Rp 2.586/liter, Qatar Rp 3.850/liter, Uni Emirat Arab Rp 4.583/liter, dan Amerika Serikat Rp 5.541/liter. SeÂmentara untuk Solar, Malaysia lebÂih murah dengan harga Rp 4.293/liter.
(Yuska Apitya/dtkf)