PERINGATAN Hari Kartini yang jatuh pada 21 April diselenggarakan dengan meriah oleh siswa siswi SMP Negeri 3 Kota Bogor. Beragam kegiatan disediakan OSIS SMP Negeri 3 Kota Bogor selaku panitia. Mulai dari upacara bendera, fashion show, hingga swafoto kontes, stand up comedy dan make over. Semua dilaksanakan untuk melestarikan kebudayaan bangsa.
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Diawali dengan upacara pengibaran bendera, dimana para petugas mulai dari pengibar bendera hingga pemÂbaca doa semuanya dilakukan para ibu guru SMP NegÂeri 3 Kota Bogor. Usai upacara kegiatan dilanjut dengan kegiatan perlombaan yang telah disiapkan, diantaranya lomba fashion show pakaian adat, modern dance, puisi, swafoto kontes, stand up comedy dan make over yang pesertanya para siswa laki.
Melihat antusias para siswa Kepala SMPN 3 Kota Bogor KusÂwa Wasja mengatakan, hal ini sesuai dengan agenda rutin yang dilaksanakan pada 21 April, kegiatan ini diikuti semua lini. Selain tentunya untuk melestarikan budaya nasional, melalui kegiatan ini panitia ingin lebih memperkenalkan sosok pahlawan IndoneÂsia, khususnya RA Kartini. “Yang telah merintis dan mendobrak, sehingga perempuan Indonesia memiliki kesempatan yang sama tanpa melupakan kodratnya,†katanya.
Melalui surat-suratnya yang kemudian diterbitkan dalam buku Habis Gelap Terbitkan Terang, lanjut Kuswa ada pesan moral yang sangat kuat dimana hal ini juga terdapat dalam Al Quran. “Hal ini relevan dengan yang terdapat dalam Surat Al Baqarah ayat 257, minazh zhulumaati ilan nuur, dari kegelapan menuju cahaya,†ujarnya. Dengan memperingati Hari Kartini, para siswa diajak unÂtuk bangga akan budaya bangsanya sendiri, salah satu upaya yang dilakukan dengan mengenakan pakaian tradisional seluruh IndoÂnesia.“ Hal ini juga untuk membendung arus kebudayaan asing,†tegas Kuswa Wasja.
Senada dengan Kepala SMPN 3 Bogor, Sopian, Wakasek KeÂsiswaan menambahkan para siswa diajak untuk memaknai perÂjuangan Kartini dan ikut melestarikan kebudayaan nasional. “Pada prinsipnya, belajar itu adalah learning to know, learning to be, learning to do, dan learning to live together. Melalui keÂgiatan ini para siswa belajar bagaimana merasakan dan memaÂhami serta mengorganisasi dirinya sendiri maupun rekannya,†pungkas Sopian.