d-glockBOGOR TODAY – Ada beking kelas wahid dibalik Cafe D’GLOCK, yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Ta­nahsareal, Kota Bogor. Siapa beki­ngnya? Penelusuran BOGOR TODAY menyebutkan, cafe tersebut dibeki­ngi sejumlah aparat penegak hukum. Tak jelas darimana kesatuan mereka.

Anggota Komisi A DPRD Kota Bo­gor, Ahmad Aswandi mengatakan, jika masih ada cafe yang menjual miras, harus dilihat dulu izinya, jika tidak ada izin harus segera dicabut. Dirinya kembali menekankan, seha­rusnya para pengusaha melihat dan saling menghormati, dibulan rama­dan ini jangan sampai ada penjual miras beredar. “Kita semua harus menghargai, apalagi ini lagi bulan puasa, harusnya para pengusaha meredam jual beli miras, saat bulan puasa berlangsung,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Menuju Vietnam, Lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026

Soal beking, Kasatpol PP Kota Bogor Eko Prabowo, menegaskan, pihaknya tidak ada yang main mata dengan pemilik cafe. “Tidak ada itu model beking. Saya mau sidak, takut benturan sama kesatuan ‘lain­nya’,” kata dia, menjawab.

Eko tak menyebut, aparat lain­nya itu dari korps mana. Yang jelas, ia memberi kode kalau cafe itu me­mang ada ‘penunggunya’. “Ya, Mas coba lakukan investigasi sendiri. Nanti juga kebuka siapa dibelakang­nya. Yang jelas kami akan tindaklan­juti jika memang masih jualan. Eda­ran pelarangan sudah kami edarkan jauh-jauh hari. Sidak juga sudah, tapi masih saja bandel,” kata dia. “Kami sudah memanggil pemilik tempat tersebut. Selaku penegak perda, jajaranya akan menindak tegas pelaku bisnis yang memban­del,” tegasnya

BACA JUGA :  Majalengka Diguncang Gempa Terkini M3,1, Terasa di Bandung Barat hingga Sumedang

Dikonfirmasi, Manager Opera­sional cafe D’GLOCK Abhet men­gatakan, cafenya tidak pernah men­jual miras disaat bulan ramadan. Saat disinggung tentang adanya pembayaran yang berisi pembelian sloki Vodka di cafe D’GLOCK dirinya berkilah, bahwa cafe yang ia gawan­gi tidak mengedarkan miras. “Pada bulan ramadan D’GLOCK tidak me­nyediakan miras,” kilahnya.

Menurut General Maneger salah satu Tempat Hiburan Malam (THM) X-one, Sapta Alfaraby, men­gatakan, seharusnya pelaku bisnis hiburan malam mematuhi perda yang berlaku. “Setiap memasuki bulan ramadan para pelaku pebis­nis THM diundang Walikota untuk mengetahui kapan buka dan tu­tupnya,” ujarnya, saat dihubungi melalui telfon selular.

(Rizky Dewantara)

============================================================
============================================================
============================================================

2 KOMENTAR

  1. KAFE JADI2AN INI MEMANG SANGAT MENGGANGU! TERUTAMA DENGAN MUSIK BISING TIDAK JELAS MEREKA YANG DIPASANG DI HARI KERJA DAN PADA JAM ORG2 BERISTIRAHAT!!! SANGAT MENGGANGU WARGA SEKITAR YANG INGIN ISTIRAHAT UNTUK BEKERJA PADA ESOK HARINYA! TERNYATA ADA BACKINGAN!!!! SAYA DAN MASUARAKAT SEKITAR DOAKAN SEMOGA KEBAKARAN LUDES ITU TEMPAT!