C8---13102015-Piala-PresidenPersib Bandung dan Sriwijaya FC melangkah ke final Piala Presiden 2015. Sosok masing-masing pelatih, Djadjang Nurdjaman dan Benny Dollo tidak dapat dipisahkan dari dua tim tersebut.

Oleh : Imam Bachtiar
[email protected]

Ini menjadi pertemuan pertama Djanur dengan Bendol setelah terakhir kali berjumpa di ajang ISL musim lalu di wilayah barat. Bagi Djadjang, rekor per­temuan dengan pelatih Sriwijaya FC (SFC), Benny Dollo berimbang dalam tiga pertemuan terakhir.

Sukses mengantarkan Persib meraih juara, Djadjang selangkah lagi melengkapi koleksi gelar double-winner di Persib dengan merebut Piala Presiden.

Maung Bandung lolos ke partai fi­nal setelah mengalahkan Mitra Kukar dengan agregat 3-2 di babak 4 besar. Ujian Djadjang selanjutnya, mengan­tarkan Persib melewati hadangan Sri­wijaya FC yang menyusul ke laga pa­mungkas usai menyingkirkan Arema Cronus di fase semifinal.

Djanur sempat bersua dengan Bendol ketika masih menangani Persija di ISL musim 2014. Skor im­bang tanpa gol tercipta dalam dua duel klasik Persib vs Persija di ba­bak wilayah barat. Lebih jauh ke belakang, tepatnya di paruh kedua musim 2013-14, El Clasico Indonesia berakhir imbang 1-1.

Namun secara pengalaman, Ben­dol lebih unggul daripada Djadjang. Terutama prestasi di ajang turna­men. Arsitek asal Manado ini pelatih spesialis turnamen.

Pada musim 2005 dan 2006, Benny mengantarkan Arema Cronus merebut Piala Indonesia. Pelatih 65 tahun ini termasuk dedengkot pela­tih di Indonesia.

BACA JUGA :  Hidangan Kreasi yang Lezat dengan Brownies Kurma Kukus

Selain pernah menangani sejumlah klub besar macam Arema dan Benny sempat dipercaya menukangi Tim­nas. Bendol bahkan mengantarkan Tim Merah Putih menjuarai Piala Ke­merdekaan 2008, meskipun kemenan­gan tersebut berbau kontroverial.

Di era Galatama, nama Bendol cukup beken menyusul keberhasilan mengantarkan Pelita Jaya juara tiga kali musim 1988-89, 1990 dan 1993-94.

Namun demikian, meski kenyang pengalaman dan berstatus pelatih spesialis turnamen, Benny belum pernah membawa tim menjuarai liga di kasta tertinggi Liga Indonesia.

Pencapaian terbaik Bendol di liga Indonesia adalah, mengantarkan Persita Tangerang menjadi runner-up Ligina 2002.

Sedangkan, Djadjang berhasil men­gantarkan Persib merebut mahkota juara liga setelah 19 tahun menanti setelah menangani tim selama 2 tahun.

Ogah Pikirkan Persib

Pelatih Sriwijaya FC Benny Dollo puas dengan kemenangan yang di­dapatkan timnya atas Arema Cronus dengan skor 2-1 di Stadion Manahan, Solo, Minggu (11/10) malam.

Kemenangan ini cukup baginya untuk dinikmati sebelum menyiap­kan tim untuk partai final kontra Persib Bandung.

Bendol, sapaan karibnya usai laga enggan ditanya soal calon lawan di final. Dengan meyakinkan, dia tak mau memikirkan Persib Bandung ataupun laga final karena bisa lolos, itu sudah mematahkan prediksi ber­bagai kalangan.

BACA JUGA :  Ini Lokasi SIM Keliling di Kota Bogor, Rabu 27 Maret 2024

“Saya syukuri kemenangan ini dulu. Kalau ditanya soal Persib, saya tidak mau berpikir soal Persib, tidak mau berpikir soal final. Kemenangan ini, euforia keberhasilan ini harus dinikmati dulu. Pemain yang tertekan, biar lepas dulu,” katanya usai laga.

Final Piala Presiden sendiri sudah pasti mempertemukan Sriwijaya FC dengan Persib Bandung pada 18 Ok­tober mendatang.

Namun, di Stadion apa dan di kota mana, sampai saat ini belum diputus­kan. Sementara itu, Arema Cronus akan menjalani laga perebutan tem­pat ketiga melawan Mitra Kukar pada tanggal yang sama dan venue yang juga belum diputuskan.

Sementara itu, pelatih Persib, Jajang Nurjaman menegaskan pi­haknya tidak mau memilih lawan yang akan dihadapi nanti.

Janur lebih menyorot mengenai venue final yang saat ini masih tenta­tif. Pelatih 57 tahun itu meminta pro­motor menggelar laga pamungkas di luar Jakarta mengingat suporter Persib punya gesekan dengan supor­ter ibu kota.

Sejauh ini Mahaka tetap menem­patkan Stadion Utama Gelora Bung Karno sebagai arena pengukuhan juara meski menyimpan Bali dan Solo untuk tempat alternatif.

“Cuma kita, saya dengan Pak Haji (Umuh) berpikir soal masalah tem­pat. Kalau bisa di tempat netral dan kalau di Jakarta cukup riskan buat suporter,” pungkasnya. (*)

============================================================
============================================================
============================================================