AJARAN agama itu aturan langit yang mampu menyelesaikan masalah. Ketika ajaran agama itu justru menjadi masalah, bisa dipastikan ada yang salah dalam kehidupan kebaragamaan. Para pemeluk agama masih dalam tataran pemula dalam belajar agama.

Para pemuka agama pada masa lalu tidak selalu dalam kesepakatan ketika berijtihad hukum. Namun perbedaan mereka tak pernah menjadi masalah, justru menjadi khazanah yang sangat berharga dalam sejarah perkembangan kajian keagamaan. Begitu dewasa dalam beragama, tak ada adegan kafir mengkafirkan.

Mereka yang gemar mengklaim kebenaran tunggal dan mudah mengkafirkan orang lain, sejatinya tak mengikuti tradisi keberagamaan para salafi. Coba simak sejarah perbedaan pendapat antara Ibnu Abbas dan Mu’adz bin Jabal, atau Abu Bakar dan Umar, atau Umar dengan sahabat-sahabat lainnya. Mereka tidak saling mengkafirkan dan memandang yang sesat. Lantas sehebat apa kita begitu berani menuding pihak lain sesat.? (*)

============================================================
============================================================
============================================================