AJARAN agama itu aturan langit yang mampu menyeleÂsaikan masalah. KeÂtika ajaran agama itu justru menjadi masalah, bisa dipasÂtikan ada yang salah dalam kehidupan kebaragamaan. Para pemeluk agama masih dalam tataran pemula dalam belajar agama.
Para pemuka agama pada masa lalu tidak selalu dalam kesepakatan ketika berijtihad hukum. Namun perbedaan mereka tak pernah menjadi masalah, justru menjadi khazanah yang sangat berharga dalam sejaÂrah perkembangan kajian keagamaan. BegiÂtu dewasa dalam beragama, tak ada adegan kafir mengkafirkan.
Mereka yang gemar mengklaim kebeÂnaran tunggal dan mudah mengkafirkan orang lain, sejatinya tak mengikuti tradisi keÂberagamaan para salafi. Coba simak sejarah perbedaan pendapat antara Ibnu Abbas dan Mu’adz bin Jabal, atau Abu Bakar dan Umar, atau Umar dengan sahabat-sahabat lainnya. Mereka tidak saling mengkafirkan dan meÂmandang yang sesat. Lantas sehebat apa kita begitu berani menuding pihak lain sesat…?