Untitled-9BOGOR TODAY – Menjelang hari Pan­gan Sedunia 2015 yang jatuh hari ini, Aliansi Organisasi Indonesia (AOI), mengusulkan SNI Multikualitas Beras Organik ke pemerintah agar petani Indonesia bisa bersaing dari serbuan produk-produk organik impor, khu­susnya beras. Ini penting dilakukan menjelang berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Manager Program Aliansi Organis di Bogor, Sri Nuryati, mengatakan, jika SNI Multikualitas ini diterapkan, maka produk organik, khususnya beras yang dihasilkan petani mutunya akan men­ingkat, dan tentu akan ada intensif leb­ih ke petani sehingga petani semakin berkeinginan untuk memproduksi be­ras kualitas premium. “Pada akhirnya kesejahteraan untuk petani semakin meningkat,” ujarnya.

BACA JUGA :  Pemudik Wajib Tahu! Tips Agar Dapat Tiket Pesawat Murah

Sri juga menjelaskan, hal terse­but sangat penting untuk diwujudkan sebagai salah satu bentuk perlind­ungan sosial petani dan pertanian. Pada dasarnya, petani mempunyai peran penting dalam menghasilkan pangan terutama beras yang sehat dan berkualitas. “ Di era globalisasi saat ini, sangat penting mendukung petani sehingga mampu berproduksi dan berkompetisi. Terlebih lagi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), yang tentu berpengaruh pada semakin banyaknya produk im­por yang masuk terutama beras or­ganik/premium,” akunya. “Jika SNI Multikualitas mandatory, maka semua pelaku pasar baik nasional maupun internasional tentunya akan mengikuti standar SNI Multikualitas. Tentunya petani lokal tidak akan takut lagi den­gan serbuan produk-produk luar neg­eri,” tambahnya.

BACA JUGA :  Aniaya Ayah Kandung hingga Tak Sadarkan Diri, Anak Durhaka di Lampung Ditangkap

Menurut Sri, SNI Multikualitas Be­ras Organik, bisa menjadi salah satu program perlindungan sosial petani dan pertanian. Pemerintah dan para pihak terkait bisa mewujudkan dan menyediakannya untuk meningkatkan pendapatan petani dan melindunginya dari berbagai tantangan. “Bahkan bisa menjadi program perlindungan so­sial petani dan pertanian yang sangat penting mengingat lebih dari 75 persen masyarakat miskin dan mengalami gizi buruk yang kronis,” tuntasnya.

(Rizky Dewantara)

============================================================
============================================================
============================================================