WASHINGTON TODAYÂ – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington, Amerika Serikat, mengurangi berbagai aktivitas maÂsyarakat di dalam gedung kedutaan, termasuk tidak lagi mengadakan shalat Jumat di dalamnya. Hal ini dilakukan demi alasan keamanan KBRI dan para staf, berdasarkan rekomendasi dari pemerintah lokal.
Langkah ini disampaikan KBRI dalam sebuah surat pemberitahuan tertanggal 20 November 2015 yang diunggah di media sosial. Dalam suÂrat tersebut dikatakan bahwa KBRI atas imbauan dari aparat akhirnya mengambil langkah-langkah demi meningkatkan keamanan.
Langkah pertama adalah menÂgurangi semua aktivitas non-resmi yang melibatkan banyak orang di KBRI, demi menjaga keamanan. Kedua, KBRI akan meniadakan pagelaran seni, pelajaran gamelan dan bahasa Indonesia untuk semenÂtara. Ketiga, meniadakan shalat JuÂmat yang biasanya digelar di KBRI. “Kedutaan tidak akan lagi menyÂelenggarakan shalat Jumat bagi seluruh jemaah, saudara-saudari Muslim di Kedutaan. Hari ini adalah hari terakhir Kedutaan mengadakan dan membuka akses bagi saudara-saudari Muslim untuk shalat Jumat,†tulis pengumuman KBRI.
Keamanan di negara-negara Barat memang tengah ditingkatkan menyusul ancaman teror pasca penÂembakan di Paris, Perancis, yang menewaskan 137 orang. Amerika Serikat merupakan pemimpin koÂalisi serangan Barat atas kelompok bersenjata ISIS di Suriah dan Irak. Negara Barat khawatir ancaman seÂrangan balasan dari para simpatisan ISIS yang teradikalisasi dari sosial media dan internet.
Pejabat Indonesia di Washington yang enggan disebut namanya memÂbenarkan adanya surat tersebut. Namun dia mengatakan, alasan penÂgurangan kegiatan di KBRI, termaÂsuk peniadaan shalat Jumat, bukan hanya karena alasan keamanan, tapi juga karena akan dilakukan renovasi lantaran gedung yang sudah tua.
Gedung KBRI atau yang diseÂbut dengan Walsh-McLean House dibangun mulai tahun 1901. BanguÂnan dengan 50 ruangan ini masuk dalam kategori bersejarah dan dilÂindungi di AS. Selain itu, pihak KBRI ingin mengembalikan fungsi gedung itu sebagai kantor, bukan sebagai masjid. KBRI juga akan meninjau kembali sisi keamanan dari kantor perwakilan mereka. “Dari segi keÂamanan, KBRI memang termasuk kedutaan yang tingkat keamananÂnya perlu lebih ditingkatkan lagi. Kami akan meninjau kembali tingkat keamanan apa yang cocok untuk ke depannya. Intinya, kami ingin mengembalikan fungsi KBRI sebagai kantor,†kata dia, Senin (23/11).
(Yuska Apitya/net)