BOGOR TODAYÂ – Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota BoÂgor, mengklaim tidak ada warÂganya yang menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Pun deÂmikian, Anas tak memungkiri, ribuan warga Bogor masih berÂstatus pengangguran.
Kepala Dinsosnakertrans Kota Bogor, Annas Rasmana menuturkan, permasalahan TKI di Kota Bogor tidak ada, yang ada adalah pencaker (pencari kerja) yang mencapai 2000 sampai 2300 orang per tahun. Pihaknya terus mengÂgalakan program transmigrasi sehingga tidak ada yang bekÂerja ke luar negeri.
“Setelah didata tidak ada warga Kota Bogor yang bekerja ke luar negeri, karena penyeraÂpan tenaga kerja di sektor jasa sangat tinggi di Kota Bogor. Sebagain lagi yang mengangÂgur diserap transmigrasi, dan program padat karya DinsosÂnakertrans,†katanya.
Menurut Annas, Salah satu program padat karya DinsosÂnakertrans, membuat saluran air turap. Mereka bekrja dibiÂdang fisik seperti halnya kerÂjabakti tapi untuk yang ini dibaÂyar oleh Dinsosnakertrans.
“Untuk upahnya adalah Rp 45 ribu, untuk lima jam. Mereka bekerja dari pukul 07:00 WIB sampai 12:00 WIB,â€ujarnya.
Sementara itu, Annas mengaku baru tiga kelurahan yang melakukan program paÂdat karya itu di Kota Bogor. Dengan dana anggaran APBD sebesar Rp 360 juta, dibelÂikan bahan bangunan dan sisanya upah para pekerja. “Total pekerja ada 213 orang, tersebar di Kelurahan MekarÂwangi, Loji dan Baranagsiang. Untuk kedapan akan ada penambahan, untuk itu luÂrah diundang dan dibolehkan membuat proposal padat karya untuk daerah mana saja yang akan diperbaiki,†timÂpalnya.
Lebih lanjut, Annas memaÂparkan, pelatihan tenaga kerja juga dilakukan oleh kasi pelatiÂhan dan di Balai Latihan Kerja (BLK) dengan tujuh pelatihan. Tujuh pelatihan itu diantaranÂya pelatihan busana menjahit, otomotif, ngelas, housekeepÂing atau hotel, tata boga, tata rias dan komputer hardware beserta softwarenya.
“Sehari mereka diberikan Rp 105 ribu selama satu buÂlan. Pelatihan satu kelas ada 16 orang, sudah ada tiga angkatan sudah ada dana Rp 600 juta . Dari pusat untuk sembilan anÂgkatan, akan dipersiapkan juga, hasil dari pelatihan untuk magang dan dibayar Rp 500 ribu sebulan untuk magang kalau cocok langsung kerja, sementara yang belum diarahÂkan ke bursa kerja,†tuntasnya.
(Rizky Dewantara)