truk-sampahBOGOR, TODAY – Sebanyak 120 sopir truk pengangkut sampah pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor melakukan aksi mogok ker­ja, Rabu (16/3/2016). Pasalnya, mereka harus merogoh kocek sendiri untuk membiayai operasional truk sampah..

Siang hari jelang sore, Jalan Pale­dang beraroma tak sedap yang berasal dari truk-truk sampah dengan muatan penuh sampah terparkir tepat didepan Kantor DKP Kota Bogor. Tentu, hal tersebut sangat menggangu pengguna jalan saat melintasi Jalan tersebut.

Salahsatu sopir, Samsudin (50) mengaku, biaya operasional belum dibayarkan lantaran adanya sistem pembayaran yang baru secara online. Menurutnya, itu bisa diatasi lebih awal oleh Kepala Dinas.

“Biasanya sih dibayar sama dinas. Tapi sekarang, alasannya karena un­tuk mencairkan uang harus via on­line. Tapi itu urusan Kepala Dinas, seharusnya dia bisa mengantisipasi hal ini jauh hari sebelumnya, kita jadi terpaksa merogoh kantung sendiri untukmembeli untuk lima hari kede­pan, dengan catatan struk pembeliaan tetap ada biar bisa di klaim oleh di­nas,” paparnya

BACA JUGA :  Tinjau Lokasi Bencana di Kota Bogor, Dedie Rachim Pastikan Logistik Terakomodir

Ia menambahkan, pihaknya sejak pagi sudah bekerja mengangkut selu­ruh sampah dari beberapa titik di Kota Bogor. Hanya saja, sampah-sampah yang berada di truk tak dapat diangkut ke TPA Galuga karena sudah tak sang­gup menanggung biaya secara pribadi.

“Janjinya hari ini, Rabu (16/3/2016), mau dibayarkan. Kalau dibayar, pasti langsung kita angkut sampah-sampah itu,” lanjutnya sembari menggaruk kepala.

Selain Samsudin, sopir truk sampah lainnya, Karya (55) menga­takan, dirinya akan melakukan aksi mogok kerja sampai hak-haknya dipe­nuhi. Menurutnya, semenjak kepem­impinan Kepala Dinas DKP, Irwan Riyanto, biaya operasional kendaraan dinas pengangkut sampah DKP selalu terlambat.

“Sejak Februari sampai Maret, bi­aya operasional tidak kunjung turun hingga akhirnya kita pakai uang sendi­ri. Selama biaya operasional tidak tu­run, kami akan terus melakukan aksi mogok kerja,” Katanya dengan nada yang ditekan.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Rabu 27 Maret 2024

Menurut Karya setiap harinya ia membutukan 30 liter solar untuk men­gangkut sampah sampai ke TPAS Galu­ga. “Dalam sehari kita memerlukan biaya 30 liter solar. Misalnya Rp 5.650 satu liter, jadi total Rp 84.7500 sehari, sedangkan dinas cuma ngasih Rp 500 ribu dan sisanya kita yang tanggung,” terangnya.

Terpisah, Kepala DKP Kota Bogor, Irwan Riyanto mengaku tak meng­etahui aksi yang dilakukan sopir terse­but. “Waduh, saya lagi di Bandung jadi tidak tahu kondisinya. Mereka memang menunggu biaya untuk pem­belian BBM,” jelasnya diujung telepon genggang saat dihubungi.

Irwan mengungkapkan, pihaknya akan segera mengurus permasala­han yang terjadi, agar pengangkutan sampah di Kota Bogor berjalan normal.

“Biaya itu sekarang sedang dicair­kan oleh Kepala Bidang. Soalnya pak pak kabid sudah komunikasi, katanya lagi di bank saat ini. Sebenarnya, jika pengakuan dari sopir tidak dibayar selama satu bulan justru itu tidak be­nar,” kilahnya.

(Kozer)

============================================================
============================================================
============================================================