Untitled-4SELAMA ini, Kesenian Angklung di sekolah hanya ter­dapat dalam kegiatan ekstrakulikuler. Salah satu bu­dayawan asal Bogor, Ade Suarsa meminta pemerin­tah, khususnya Kabupaten Bogor untuk menjadikan alat musik bambu ini menjadi wajib disetiap sekolah sebagaisalah satu upaya pelestarian budaya.

Oleh : Latifa Fitria
[email protected]

Menurut Ade, jika angklung hanya dikenalkan dalam mo­men-momen tertentu, semi­sal Pasanggiri atau kegiatan seremonial, pelestarian yang digaungkan dirasa tidak maksimal dan belum tentu sampai kepada telinga masyarakat, khu­susnya anak usia dini.

“Pemerintah provisni dan pemerin­tah daerah harus menjadikan Kesenian Angklung menjadi salah satu pelajaran wajib disekolah. Agar sosialisasi kesenian angklung ini ‘nendang’ dan benar-benar ada di masyarakat, baik itu ketika TK, SD, SMP, dan SMA,” ucap Ade Suarsa.

Pria yang kerap menjadi juara dalam festival seni musik dan pertunjukan ini menambahkan, dengan dimasukkannya kesenian angklung ke dalam kurikulum maka pergerakan pekestarian ini akan si­multan.

“Kesenian angklung ini jangan hanya dijadikan pajangan dan hancur. Angklung ini harus dimasukkan ke dalam kurikulum agar geliat pelestarian kesenian angklung ini semakin baik, apalagi ada acara Pas­anggiri Angklung setiap tahunnya,” ung­kapnya.

Dan, lanjutnya, jika kesenian ini benar-benar ada di sekolah-sekolah, maka festi­val ini dilombakan dahulu di tingkat kabu­paten dan bukannya langsung ditunjuk.

Terpisah, Bupati Bogor Nurhayanti mendukung langkah Ade Suarsa tersebut yang menginginkan agar kesenian ang­klung dimasukkan dalam kurikulum seko­lah.

“Usulan itu sangat bagus, apalagi an­gklung ini berasal dari Desa Cileuksa, Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan kami akan mengkajinya,” ujar Nurhayanti.

Sementara itu, Ketua Komisi IV De­wan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor Wasto Sumarno memin­ta kesenian angklung harus dimasukkan ke dalam kurikulum, namun sebelum itu ter­jadi maka harus ada pelatihan kepada para guru kesenian.

“Guru kesenian harus diberikan pela­tihan atau pembinaan kesenian angklung dan dari daerah Jawa Barat lainnya agar budaya Sunda ini tetap lestari. Apalagi, angklung ini sudah dipatenkan ke UNES­CO pada tahun 2010 lalu sebagai warisan budaya tak berbenda Indonesia,” tu­tupnya. (*)

============================================================
============================================================
============================================================