KALAU ada syair lagu dari penyanyi dang dut Cita Citata yang sangat popular di masyarakat, yaitu syairnya berbunyi sakitnya ada di sini penyanyinya sambil menunjuk di dada, maksudnya di hati, maka bahagia juga letaknya ada dihati, bukan di jabatan, kekayaan, kemewahan, gelar, pangkat, harta benda, mobil mewah, moge mewah, rumah mewah, makan mewah, minum mewah, hotel mewah, batu akik, batu berlian, kecantikan, kegantengan, ketenaran, popularitas, keturunan, hobi dan kesenangan kita serta semua yang bersifat materi atau duniawi.
Oleh: Heru Budi Setawan
Pemerhati Pendidikan
Apakah kita bahagia atau tidak, bisa kita cek dengan lima hal di bawah ini, yaitu:
Pertama, perbaiÂki hubungan kita dengan Allah, bagaimana hubungan kita denÂgan Allah selama ini? apakah baik atau justru buruk. Jika kita seÂmakin kaya dan terkenal tapi seÂmakin kurang beribadah, karena super sibuk, saya jamin kita tidak bahagia. Tapi jika sebaliknya jika kita semakin kaya dan terkenal semakin soleh, maka kita bahaÂgia. Maka dari sekarang, sesibuk apapun kita harus tetap solat waÂjib dan sunah serta tetap membaÂca Al Qur’an serta tetap menjadi hamba yang soleh dan solehah.
Maka kita budayakan sedang menunggu teman atau sewaktu macet kita bisa baca Al Qur’an, berdzikir atau membaca buku atau koran yang bermanfaat, dari pada melakukan hal-hal yang mubajir apalagi mengucapkan sumpah serapah dengan keluÂarnya kata-kata binatang.
Kalau ada orang kabur dari penjara untuk menikmati kebeÂbasan dan bersenang-senang, bahkan orang ini bisa ke luar negeri, orang ini tidak bahagia, karena dia dibayang-bayangi terÂtangkap petugas, dia senang tapi orang ini tidak tenang dan tidak bahagia. Orang ini untuk berusaÂha bahagia, meski tidak bahagia (baru tahap senang) harus mengeÂluarkan ratusan juta, mungkin bisa milyar, sementara ada orang yang sudah cukup bahagia hanya dengan makan semangkok bakso dan minum segelas teh hangat manis. Atau ada orang yang baÂhagia, tanpa harus mengeluarkan uang, yaitu seorang hamba yang tersungkur sujud dihadapan AlÂlah dalam solatnya.
Kedua, lihat kesehatan jiwa kita, apakah kita termasuk orang yang suka bersyukur atau justru sebaliknya yaitu suka mengeluh? Jika kita sering mengeluh baik kita kaya apalagi miskin itu juga menyebabkan kita tidak bahaÂgia, tapi jika sebaliknya kita suka bersyukur, pasti kita bahagia dan berkah hidup kita, miskpuni kita kurang beruntung misal kita hidup pas-pasan apalagi jika kita kaya. Orang yang baik adalah, jika mendapat musibah sabar dan jika mendapat nikmat bersyuÂkur. Seperti yang tertulis dalam Al Qur’an, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu berÂsyukur, pasti Kami akan menamÂbah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sanÂgat pedih.†(QS. Ibrahim ayat 7). Itulah kebanyakan dari manusia, lebih banyak mengeluh dari pada bersyukur.
Ketiga, cek dosa kita, manuÂsia tidak akan lepas dari berbuat dosa, apakah kita jarang melakuÂkan dosa atau justru kita sering melakukan dosa? Jika kita sering berbuat dosa kita juga tidak baÂhagia, karena dosa itu adalah sesÂuatu yang mengganjal di hati kita. Jika kita jarang melakukan dosa, maka kita termasuk hamba yang bahagia dan hidup penuh dengan ketenangan dan kebahagiaan duÂnia serta akhirat.
Ada baiknya kita harus sering berintrospeksi akan kekurangan dan dosa kita setiap hari, bisa dilakukan setiap akan tidur, kita cek dari bangun tidur sampai mau tidur dosa apa yang sudah kita perbuat. Memang berat unÂtuk mengakui dosa-dosa kita, tapi kalau kita serius insyaAllah bisa. Bukankah kalau kita sering berisÂtiqfar, Allah akan memudahkan semua urusan kita.
Keempat, seberapa sehat keuangan kita, penyakit keuanÂgan adalah haram, jika kita kaya tapi didapat dari yang haram pasti kita tidak bahagia. Para koruptor meski uangnya milyar bahkan trilyun, demikian juga para gembong narkotika, para pengusaha maksiat dan semua pengusaha bisnis haram lainnya, pasti tidak tenang dan bahagia hidupnya, mereka hanya senang, yang pada akhirnya stres karena hatinya kosong serta orang-orang seperti ini pelariannya juga ke hal-hal yang haram, bahkan banÂyak yang sampai meninggal duÂnia dalam keadaan teler, maksiat dan bunuh diri.
Lima, sehat secara sosial, kita akan bahagia jika kita baik sama saudara, sahabat dan tetangga kita. Allah dan Rasulnya telah mengajari kita untuk berbuat baik kepada tetangga. Rasulullah SAW bersabda : “Bukanlah termaÂsuk orang mukmin, yang dirinya kenyang sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar yang menÂimpa kedua sisi perutnya.â€(HR. Bukhari)Seorang mukmin yang taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan mengÂhindarkan dirinya dari menyakiti tetangganya. Tidak akan masuk surga orang yang mengaku beriÂman dengan lisannya, tetapi tetÂangganya tidak merasa aman dari kata-kata dan perbuatannya. Dan sebaliknya, kita akan meraih surÂga dengan sikap terbaik kita pada mereka, atau salah satu pintu surÂga adalah tetangga kita.
Itulah 5 hal untuk mengecek apakah anda bahagia ? silahkan untuk mencoba. (*)