JAKARTA TODAYÂ – IndusÂtri asuransi syariah meÂnyimpan optimisme perbaikan kondisi bisnsi di tahun depan. Bahkan pertumbuhan di 2016 nanti diesÂtimasi bisa dua kali lipat dari prediksi tahun ini.
Menurut KetÂua Asosiasi AsuranÂsi Syariah Indonesia (AASI) Adi Pramana, premi yang bisa dikantonÂgi pelaku usaha diharapkan bisa mengalami kenaikan sampai 30% dibanding 2015 ini. Padahal di tahun ini saja, pertumbuhan premi industri cuma dipatok 15%.
Hingga akhir DeÂsember 2015, indusÂtri asuransi syariah diperkirakan bisa meraup premi sampai Rp 10,5 triliun. Dengan asumsi di atas, maka di tahun depan setidaÂknya industri diprediksi bisa mencatatkan preÂmi di kisaran Rp 13,6 triliun.
Pertumbuhan ekonoÂmi yang diramal lebih tinggi di tahun depan menjadi salah satu pendorong bisnis asuransi syariah. PerÂekonomian yang lebih baik dinilai bisa mendorong konsumsi masyarakat terÂmasuk untuk pembelian polis asuransi syariah.
Pelaku usaha pun diyakini bakal makin mendiversifikasi bisnis mereka. “Termasuk dari sisi distribusi yang saat ini masih didominasi kanal tertentu,†kata Adi.
Saat ini ia menyebut jalur pemasaÂran asuransi syariah memang masih mengalami ketergantungan pada tiga channel utama. Secara umum sekira 60% premi masih disumbang dari salÂuran perbankan, perusahaan pembiayÂaan, dan koperasi. Begitu pula dari sisi produk, di segmen asuransi jiwa syariah 85% premi masih berasal dari produk unit link. Semntara 46% dari produksi asuransi umum syariah disumbang oleh asuransi kendaraan bermotor.
(Yuska Apitya/net)
Ayo kita beralih ke Asuransi yang syariah agar mendapat berkah. Prayoga_Geraisyariah.com