Tidak dipungkiri, Kota Bogor merupakan guÂdang atlet berprestasi. Tidak hanya prestasi di skala regional, namun tidak sedikit atlet asal Kota Hujan yang menorehkan pretasi emas hingga ke level internasional.
Namun ironisnya, perjuangan para patriot olahraga tersebut hanÂya dihargai selembar piagam pengÂhargaan. Janji untuk memberikan pekerjaan yang layak oleh PemerÂintah Kota (Pemkot) Bogor di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) hanya menjadi janji manis semata.
Tidak sedikit atlet berprestasi yang mulai hengkang dari Kota BoÂgor. Sebut saja lima atlet renang di bawah asuhan Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kota BoÂgor yang memilih hengkang, serta atlet Bulutangkis jebolan akademi Djarum Foundation yang memilih ‘pulang kampung’ ke tempat penÂdidikannya.
Senada, Sekretaris Umum (Sekum) Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Kota Bogor, Yudi Wahyudi mengatakan bahwa PenÂgurus Cabang (Pengcab) Cabang Olahraga (Cabor) melepas para atletnya bila ingin pindah ke daeÂrah lain. “Tidak ada alasan lagi bagi kami menahan mereka,†tukasnya.
Lebih lanjut, Yudi mengaku amat menyangsikan janji duet pimpinan eksekutif Kota Hujan itu bisa terealisasi. “Pada saat itu Wakil Walikota yang menyatakan sendiri rusunawa untuk atlet dan pelatih adalah harga mati, tapi hingga kini tidak ada realisasi. Dan itu menurut saya adalah benÂtuk ketidakmampuan pemerintah kota dan kepala daerahnya dalam memenuhi janjinya sendiri,†tanÂdasnya.
Pria yang juga menjabat sebÂagai Pengurus Komite Olahraga NaÂsional Indonesia (KONI) Kota BoÂgor bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) itu kembali menuturkan, tidak seharusnya pemimpin daeÂrah membuat nasib seluruh atlet yang sudah berkorban untuk Kota Hujan itu digantung tanpa kepasÂtian.
“Kami minta kepada peÂmimpin daerah tidak membuat kami menunggu sampai 10 bulan dengan ketidakpastian. Kami, atÂlet-pelatih adalah insan olahraga yang telah berjuang demi harkat martabat dan kejayaan olahraga kota bogor dengan memberikan konstribusi prestasi. Janji yang diberikan kepada kami sama saja dengan membunuh pembinaan dan prestasi atlet,†tegasnya.
Senada, atlet angkat besi berÂprestasi, Muhammad Furqon, mengaku tidak tertarik dengan opsi yang diberikan Pemkot BoÂgor untuk menempati Rumah SuÂsun Sederhana Sewa (Rusunawa). “Saya sangat kecewa. Kami butuh pekerjaan, lagipula jarak dengan tempat latihan terlalu jauh. MendÂing saya tinggal di rumah dengan keadaan minim,†sesalnya.
Atlet angkat besi yang pernah meraih emas di Porda 2014 lalu, serta peraih emas di ajang GrandÂprix di Fuzhou Cina beberapa wakÂtu lalu ini, akan berkoordinasi denÂgan KONI Kota Bogor dalam waktu dekat, untuk bisa memastikan janji yang pernah diucapkan Pemkot Bogor segera direalisasikan.
“Dalam waktu dekat ini, mungÂkin saya akan meminta surat diatas materai agar Pemkot Bogor bisa memenuhi janjinya. Saya juga berÂharap Pemkot Bogor bisa komitÂmen merealisasikan janji yang diucapkan kepada seleuruh atlet peraih emas pada Porda 2014 lalu, untuk memberikan lapangan peÂkerjaan,†pungkasnya.
Oleh : ADILLA PRASETYO WIBOWO
[email protected] (*)