3BOGOR TODAY – Kasus penga­niayaan terhadap Kepala SMK Global Nusantara, Assyuro yang dilakukan oleh oknum supir yang bernama Dedi Setiawan, mem­buat Kepala Dewan Pendidikan (Wandik) Kota Bogor, Apendi Ar­syad geram bukan kepalang.

“Itu supir waras apa engga ? seharusnya di cek psikis nya dia waras atau enggak soalnya dia jadi supir antar jemput anak sekolah. Kalo kaya gitu menga­jarkan anak sekolah yang enggak bener,” cetusnya .

Apendi juga menyarankan agar angkutan antar jemput seko­lah itu lebih terorganisir dan juga memberikan kontribusi untuk Pemkot dan pihak sekolah se­lain itu juga dapat memberikan keamanan terhadap siswa-siswi yang diantar. “Semua lebih di kontrol seharusnya program pemerintah tentang bus sekolah itu lebih cepat berjalan,” ungkap­nya.

Kendaraan Angkutan Pela­jar yang biasa beroperasi antar jemput siswa di sejumlah seko­lah adalah ilegal. Karena hingga saat ini belum jelas regulasinya, dan belum ada aturan pemer­intah yang menjadi payung hu­kum.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Senin 25 Maret 2024

Kepala Bidang (Kabid) An­gkutan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor, Tedy S mengatakan, pi­haknya akan melakukan kajian, dan pendataan.”Ya kami akan melakukan pendataan , berapa angkutan yang biasa beroperasi antar jemput siswa, jenis mobil­nya apa saja dan biasa mengan­tar siswa sekolah mana saja,” kata dia.

Tedy menjelaskan, pendata­an tersebut dilakukan nantinya sebagai baham untuk pengkajian, supaya kedepan bisa didorong agar memiliki legalitas.”Kalau su­dah didata, kami kaji nanti baru direncanakan polanya, apakah nanti pakai rute atau bagaimana, legalitas dan dasar hukumnya seperti apa,” jelasnya.

Menurutnya, untuk pen­golaan mobil angkutan siswa harus jelas dikelola oleh seko­lah, pemerintah atau pihak ketiga.”Yang jelas nanti solusi yang keluar sebagai mana kebi­jakan berupa aturan harus jelas manfaatnya dan berdampak positif bagi semua pihak, target­nya kita harus dorong supaya ada perwalinya,” pungkasnya.

BACA JUGA :  DPRD Desak Pemkot Selesaikan Masalah Kemiskinan dan Pengangguran di Kota Bogor

Terkait dengan pemberi­taan yang menyangkut yayasan­nya, Kepala Sekolah Budi Mu­lya, Cecilia Monica Hendrawati menjelaskan pihak sekolahan dan yayasan tidak mempunyai angkutan jemputan. “Iya me­mang ada yang namanya Dedi, tapi dia hanya supir diluar, tidak ada hubunganya dengan kami,” bantah, kemarin. “Kami tidak punya mobil dan sopir, itu supir antar jemput yang diantaranya ke sekolah Budi Mulya,” kata dia. “Itu kaitannya sama yang punya mobil, saya tidak tahu, kalau SMA tidak tahu menahu,” ungkapnya.

(Guntur Eko Wicaksono)

============================================================
============================================================
============================================================