JAKARTA TODAYÂ – Kepala DiÂvisi Pengelolaan Data dan PenÂanggulangan Pemalsuan Uang Departemen Pengelolaan Uang Kantor Pusat Bank Indonesia Hasiholan Siahaan mencatat jumlah peredaran uang palsu semakin meningkat menjelang pemilihan kepala daerah 2015, yang akan digelar serentak pada 9 Desember mendatang.
“Pada tahun ini memang ada peningkatan yang cukup signifiÂkan,†katanya di kantor Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, kemarin.
Sepanjang 2015, dia menÂerangkan, BI mencatat ada seÂdikitnya 136.558 lembar uang palsu yang beredar. Uang terseÂbut terdiri atas pecahan Rp 10-100 ribu. Jumlah ini belum ditambah dari hasil penyelidiÂkan polisi yang berhasil menyita 144.097 lembar uang palsu denÂgan estimasi mencapai Rp 1,4 miliar.
BI mencatat, rata-rata dari setiap 1 juta lembar uang asli yang beredar, 19 lembar di antaranya palsu. Rasio ini terÂbilang meningkat, mengingat pada tahun lalu rasio hanya 9 lembar dibanding 1 juta lembar uang yang beredar.
Puncaknya terjadi pada OkÂtober lalu. Perkiraan BI, setiap 1 juta lembar uang yang bereÂdar, 69 lembar di antaranya terbukti palsu. Sebaran terbesar uang palsu terjadi di Jawa Timur yang mencapai 150.464 lemÂbar sepanjang Januari-Oktober. Disusul DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, Bali, SuÂmatera Utara, dan Yogyakarta.
Direktur Tindak Pidana EkoÂnomi Khusus Bareskrim Mabes Polri Brigadir Jenderal Bambang Waskito menambahkan, sepanÂjang tahun ini, pihaknya sudah menggenjot upaya penangkaÂpan. Sedikitnya 10 pelaku sindiÂkat pengedar dan pembuat uang palsu diringkus. Tangkapan ini semakin gencar dilakukan pada November lalu. “Kami juga menÂjerat pelaku dengan ancaman hukuman penjara yang berat,†ucapnya. Seperti diterapkan polisi terhadap tersangka Agus Sugioto, warga Jember, yang terbukti mengedarkan miliaran rupiah uang palsu. Dia divonis 14 tahun penjara dan denda Rp 300 juta.
“Apalagi bulan ini, menjelang pilkada, peredaran uang palsu semakin marak,†katanya. PiÂhaknya pun intensif meneluÂsuri keberadaan uang palsu di sejumlah wilayah. “Saya imbau agar masyarakat berhati-hati, jangan tertipu serangan fajar,†kata dia.
(Yuska Apitya)