WASHINGTON TODAYÂ – Badan Meteorologi Amerika Serikat memÂperkirakan badai salju Jonas akan menjauhi negara ini dan menuju arah timur melintasi laut menuju InÂggris.
“Semoga badai salju akan bergerÂak lamban melewati Wales, Inggris barat laut dan selatan, serta SkotÂlandia, dari Selasa sampai Rabu, sebelum akhirnya berhenti di Rabu siang,†ujar juru bicara badan terseÂbut, kemarin.
Narasumber tersebut menamÂbahkan, udara hangat diharapkan akan memupus badai dan menjaÂdikannya hujan lebat. Beberapa wilayah yang diberi peringatan akan mendapat curahan hujan sebesar 50-100 milimeter.
Sedangkan wilayah dataran tinggi, seperti Wales utara, Inggris barat laut, dan Skotlandia utara, mendapat curah hujan 150-200 miÂlimeter. “Dengan demikian, ada potensi banjir dan genangan air di jalan-jalan. Angin selatan-barat yang kuat dan kencang juga akan terus berkembang,†tuturnya.
Kabar terbaru menyebutkan, sebelas negara bagian telah menÂgumumkan status darurat bencana dan sedikitnya 17 orang tewas akibat cuaca buruk, sebagian besar penyeÂbabnya kecelakaan lalu lintas.
Badai salju mulai terjadi sejak JuÂmat di lebih dari 20 negara bagian di AS. Sejumlah wilayah di bagian timur AS, salju mencapai ketebalan 102cm dan sedikitnya 85 juta orang terkena dampaknya.
Warga New York dilarang untuk keluar rumah dan menunda perjalaÂnan yang tidak penting, transportasi dihentikan sementara dan jembatan pun ditutup setelah kota itu diterjang badai salju yang terburuk. Larangan bepergian di New York diberlakukan sejak pukul 14.30 waktu setempat.
Wali Kota New York Bill de BlaÂsio mengatakan badai salju kali ini merupakan salah satu yang terburuk di kota tersebut. Badai salju juga meÂnyebabkan aliran listrik ke puluhan ribu rumah terhenti dan kemacetan lalu lintas terjadi lebih dari 12 jam di Kentucky dan Pennsylvania. TransÂportasi publil lumpuh dan menganÂcam sedikitnya 85 ribu jiwa.
(Yuska Apitya/net)