9402900202_d370151059_bJAKARTA, Today — Memasuki tahun 2016, Bank Indonesia (BI) menurunk­an tingkat suku bunga acuan alias BI Rate. Suku bunga diturunkan untuk menggairahkan perekonomian.

Ekonom Destry Damayanti me­nilai, likuiditas perbankan dalam negeri awal tahun ini mulai mem­baik. Ini akan mendorong tren tu­runnya suku bunga perbankan.

“BI juga sudah menurunkan BI Rate. Jadi saya rasa ruang itu ada, tapi tetap kita akan hati-hati. Dari perbankan yang menjadi perhatian itu adalah NPL (kredit bermasalah), karena bisnis kita juga belum pulih kembali,” katanya ditemui di Univer­sitas Indonesia (UI), Salemba, Rabu (10/2/2015).

BACA JUGA :  Cemilan Buka Puasa dengan Nugget Pisang Keju yang Lezat Dijamin Keluarga Suka

“Kita lihat ada beberapa keg­iatan ekonomi yang slow down, yang bisa mempengaruhi perfor­mance bank khususnya bank yang portfolionya kurang se­hat. Jadi misalnya harga komoditas masih terus menurun, sehingga kita harus hati-hati bagi bank dalam mengatur portofolionya itu,” ujarnya,

Ia mengatakan, faktor-faktor tersebut yang akan menjadi acuan perbankan dalam mengubah suku bunganya. Selain itu, faktor inflasi juga memberi pengaruh yang signifi­kan.

BACA JUGA :  Susu Kurma Bisa Bantu Diet? Ini Dia Kandungan dan Manfaatnya

“Kemudian faktor yang mem­pengaruhi pergerakan suku bunga seperti global. Karena kalau global aman, dan ekonomi kita menunju­kan perbaikan walaupun ada beber­apa sektor yang masih masalah, tapi overall arahnya sudah membaik,” jelasnya.

“Tentunya aktivitas ekonomi akan mulai pulih kembali sehingga juga akan mempengaruhi likuiditas secara nasional sehingga likuiditas bank juga. Artinya ruang penu­runan suku bunga itu buka hal yang sederhana tapi memang regulator akan melihat berbagai aspek,” tu­tupnya. (dtc)

============================================================
============================================================
============================================================