JAKARTA, Today — Memasuki tahun 2016, Bank Indonesia (BI) menurunkÂan tingkat suku bunga acuan alias BI Rate. Suku bunga diturunkan untuk menggairahkan perekonomian.
Ekonom Destry Damayanti meÂnilai, likuiditas perbankan dalam negeri awal tahun ini mulai memÂbaik. Ini akan mendorong tren tuÂrunnya suku bunga perbankan.
“BI juga sudah menurunkan BI Rate. Jadi saya rasa ruang itu ada, tapi tetap kita akan hati-hati. Dari perbankan yang menjadi perhatian itu adalah NPL (kredit bermasalah), karena bisnis kita juga belum pulih kembali,†katanya ditemui di UniverÂsitas Indonesia (UI), Salemba, Rabu (10/2/2015).
“Kita lihat ada beberapa kegÂiatan ekonomi yang slow down, yang bisa mempengaruhi perforÂmance bank khususnya bank yang portfolionya kurang seÂhat. Jadi misalnya harga komoditas masih terus menurun, sehingga kita harus hati-hati bagi bank dalam mengatur portofolionya itu,†ujarnya,
Ia mengatakan, faktor-faktor tersebut yang akan menjadi acuan perbankan dalam mengubah suku bunganya. Selain itu, faktor inflasi juga memberi pengaruh yang signifiÂkan.
“Kemudian faktor yang memÂpengaruhi pergerakan suku bunga seperti global. Karena kalau global aman, dan ekonomi kita menunjuÂkan perbaikan walaupun ada beberÂapa sektor yang masih masalah, tapi overall arahnya sudah membaik,†jelasnya.
“Tentunya aktivitas ekonomi akan mulai pulih kembali sehingga juga akan mempengaruhi likuiditas secara nasional sehingga likuiditas bank juga. Artinya ruang penuÂrunan suku bunga itu buka hal yang sederhana tapi memang regulator akan melihat berbagai aspek,†tuÂtupnya. (dtc)