ilustrasi-BI-2-140722-1-andriBANK Indonesia (BI) mengantipasi kebutuhan masyarakat menjelang Natal dan akhir tahun 2015 dengan mempersiapkan pelayanan sistem pembayaran agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Oleh : ALFIAN MUJANI
[email protected]

Menjelang Natal dan Tahun Baru biasanya ter­jadi lonjakan kebutuhan uang di masyara­kat. Untuk itu, dalam rangka memenuhi kebutuhan uang tunai, BI melakukan optimal­isasi distribusi dan perse­diaan uang tunai di Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah ser­ta peningkatan layanan kas kepada masyarakat.

Selain itu, dari sisi sistem pembayaran non tunai BI juga telah mengantisipasi kemung­kinan lonjakan transfer baik yang dilakukan baik melalui sistem Real Time Gross Settle­ment (RTGS) maupun Sistem Kliring Nasional Bank Indone­sia (SKNBI).

Kebutuhan uang (outflow) periode Desember 2015 di­proyeksikan sebesar Rp 80,7 triliun, sementara realisasi outflow pada tahun sebelum­nya sebesar Rp 72,9 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 10,7%.

“Kebutuhan Desember kita perkirakan akan terjadi penari­kan uang tunai hingga Rp 80 triliun, sampai saat ini sudah 50% yang ditarik perbankan, kita harap masyarakat efisien pakai uangnya,” ujar Kepala Grup Operasional Pengelolaan Uang BI Luctor Etemergo Tapi­heru dalam konferensi persnya di Gedung BI, Thamrin, Jakar­ta, Selasa (22/12/2015).

BACA JUGA :  Kota Bogor Dilanda Bencana Alam, Tanah Longsor dan Banjir di Beberapa Titik

Dia merinci, outflow ter­tinggi diperkirakan terjadi di wilayah Jabodetabek yang mencapai Rp 22,3 triliun dii­kuti oleh Sulampua Rp 11,6 triliun, Kalimantan Rp 7,7 tril­iun, Sumbar, Kepri dan Jambi Rp 7,3 triliun, Jatim Rp 7 tril­iun, Jateng dan DIY Rp 6,8 triliun, Sumut dan NAD Rp 5,6 triliun, Jabar dan Banten Rp 5,4 triliun, Bali dan Nusa Tenggara Rp 3,9 triliun serta Sumsel, Babel, Bengkulu dan Lampung Rp 3,1 triliun.

BI memandang persediaan uang secara nasional mencu­kupi untuk kebutuhan uang menjelang Natal dan Akhir Ta­hun, baik dari sisi jumlah total maupun jumlah per pecahan.

Untuk memastikan kecuku­pan kebutuhan uang menjelang Natal dan Akhir Tahun tersebut, Bank Indonesia menempuh 2 (dua) strategi yaitu melalui pen­ingkatan distribusi dan persedi­aan uang tunai di Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia serta peningkatan lay­anan kas kepada stakeholders.

Peningkatan distribusi dan persediaan uang tunai di Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia dilakukan melalui peningka­tan frekuensi dan kuantitas pengiriman uang dari Kan­tor Pusat kepada Kantor Per­wakilan Bank Indonesia.

BACA JUGA :  Kebakaran Hanguskan Minibus di Jalan Pantura Demak, Pengemudi Tewas

Selain itu, BI juga kerjasa­ma secara intensif dengan pe­nyedia jasa transportasi darat dan laut. BI juga meningkat­kan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mening­katkan kualitas perencanaan pemenuhan kebutuhan uang.

Sedangkan peningkatan lay­anan kas kepada stakeholders dilakukan melalui koordinasi dengan perbankan untuk menin­gkatkan peran perbankan dalam penukaran uang kepada masyara­kat, bekerjasama dengan pihak eksternal seperti perbankan, polisi air dan media massa dalam pelaksanaan kas keliling, serta pe­nyampaian operasional kegiatan layanan kas BI menjelang Natal dan Akhir Tahun.

Infrastruktur dan layanan sistem pembayaran non tunai juga telah disiapkan untuk mengan­tisipasi peningkatan transaksi pembayaran non tunai.

Bank Indonesia menghim­bau agar masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan uang menjelang Natal dan Akhir Tahun, selalu waspada dan hati-hati dalam bertransaksi dengan uang serta selalu cermat dan teliti terhadap ciri-ciri keaslian rupiah. “Posisi kas kita aman yai­tu satu setengah bulan outflow, masyarakat tidak perlu khawat­ir,” katanya.

(detikfinance)

============================================================
============================================================
============================================================