Kebijakan Bank Indonesia menaikkan batas rasio pembiayaan terhadap niÂlai agunan disambut posiÂtif oleh PT Bank Central Asia (BCA) Tbk dan Bank Negara Indonesia (BNI).
Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA, pelonggaran uang muka dapat mendongkrak pertumÂbuhan lini kredit pemilikan rumah (KPR) perseroan. “Kami ada niat revisi Rencana Bisnis Bank (RBB), tetapi mungkin lebih ke KPR akan kami naikkan targetnya. Lebih tinggi dari 10 persen,†ujarnya, Senin (19/6/2016).
Sebetulnya, Jahja menuturkan, manajemen cukup puas dengan capaian kredit konsumtifnya, KPR dan kredit kendaraan bermotor (KKB). Lini bisnis ini tercatat tumÂbuh positif di sepanjang kuartal kedua tahun ini yang didorong oleh bunga rendah, bahkan tembus single digit.
Namun demikian, tidak dapat dipungkiri, permintaan kredit seÂcara keseluruhan di kuartal I dan II masih belum menunjukkan geliatnya. Sebut saja, kredit modal kerja dan investasi yang pertumbuÂhannya masih di bawah 10 persen atau di bawah target perseroan. Â
Terpisah, Anggoro Eko Cahyo, Direktur Consumer Banking PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mengungkapkan, manajemen juga merespon positif relaksasi dari BI. Harap maklum, hingga Mei 2016, pertumbuhan KPR di BNI masih lesu.