Penurunan suku bunga deposito di kalangan bank-bank BUMN ternyata baru akan dibahas Menteri BUMN Rini Soemarno dengan Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro. Padahal, sejumlah bank pelat merah sudah berancang-ancang menurunkan bunga.
Oleh : Winda Herviana
[email protected]
Sebagai informasi, pemerintah saat ini menargetkan suku bunÂga kredit dapat turun hingga mencapai level 9 persen. Sebab, suku bunga kredit perbankan di IndoÂnesia saat ini masih menjadi yang terÂtinggi di Asia, yaitu antara 10 hingga 12 persen.
Oleh karena itu, dengan adanya penurunan suku bunga deposito saat ini, diharapkan akan berdampak pula pada penurunan suku bunga kredit perÂbankan hingga mencapai 9 persen pada akhir tahun 2016. Apabila suku bunga deposito tetap tinggi, hal ini akan berÂdampak pada tingginya suku bunga kredit. Padahal, pemerintah saat ini tengah mendorong perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit hingga mencapai single digit.
Pemerintah beÂlakangan ini meÂnyuarakan himÂbauan kepada industri perÂbankan agar bisa melakuÂkan efisiensi sehingga suku bunÂga kredit bisa ditekan hingga satu digit.
Menanggapi hal tersebut, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) merupakan bank swasta pertama yang bakal menuÂrunkan suku bunga kredit dan deposito. Hal ini sebagai respon atas penurunan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi tujuh persen, dari yang sebelumnya di angka 7,25 persen.
Sekretaris Perusahaan BCA, Inge Setiawati mengatakan, saat ini Bank BCA masih mengkaji penurunan suku bunga acuan yang telah dilakukan oleh BI. “Kita akan mengikuti langkah Bank Indonesia, BI kan habis nurunin BI Ratenya,†ujar Inge saat acara Hut BCA ke-59 di Menara BCA, Jakarta, Jumat (26/2/2016).
Lebih lanjut, Inge menginformasiÂkan Bank BCA akan melakukan kajian penyesuaian suku bunga melalui rapat Asset and Liability ComÂmittee (ALCO) yang sampai saat ini masih berlangsung.
Karena masih dalam tahap pengkajian, hingga saat ini Bank BCA belum dapat memastikan seberÂapa besar penurunan yang akan dilakukan oleh BCA. “Kita akan rapat ALCO dahulu,†ungkapnya.
Keputusan peÂrubahan bunga kredit pada BCA akan diÂtentukan melalui rapat ALCOBI menuÂrunkan suku bunga acuan agar industri perbankan tetap tumbuh dijalur yang tepat. Diharapkan pula, penurunan suku bunga acuan tersebut bisa diikuti oleh perbankan nasional.
BNI Bersiap
Sementara itu, Bank BNI juga meÂnyikapi himbauan kepada industri perÂbankan agar bisa melakukan efisiensi sehingga suku bunga kredit bisa diÂtekan. Menurut Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Achmad Baiquni, memang jika ingin suku bunga kredit diturunkan sebuah bank harus melakukan efisiensi. Langkah untuk efisiensi diantaranya menekan biaya bunga atau cos of fund.
“Salah satu komponen biaya yang dipikul oleh industri adalah biaya bunÂga. Memang kalau kita lihat biaya bunga kita relatif lebih tinggi dibanding negara lain. Oleh karenanya kita akan berupaÂya semaksimal mungkin untuk tingkatkan efisiensi,†katanya di Gedung BNI, Jakarta, JuÂmat (26/2/2016).
Selain itu, menurut Baiquni, industri perÂbankan juga harus melakukan efisiensi dari sisi biaya operÂasional atau cost over head.
Untuk mendukung efisiensi tersebut, pelaku industri perÂbankan juga harus mampu mengelola kualitas dari asetnya. Sehingga rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) harus dijaga sebaik mungÂkin.
“Jika bisa mengelola kualitas asetÂnya, maka preminya akan rendah. Dan apabila ini semua bisa dilakukan secara bersamaan maka suku bunga akan tuÂrun,†tukasnya.
Kendati begitu, Baiquni mengaku menyambut baik himbauan dari pemerÂintah tersebut. Menurutnya salah satu upaya untuk menghadapi pasar beÂsar Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah menurunkan suku bunga perÂbankan.
“Kita semua melihat dengan MEA ini posisi persaingan akan lebih tajam. Negara yang akan unggul apa bila negÂara tersebut mengedepankan efisiensi. Kita sadar tingkat efisiensi kita masih rendah,†pungkasnya.