A1-29122015-KAKIAN1,-okeRUSTONO nama lelaki itu. Mantan bell boy di hotel Sahid Yogyakarta, yang kini menjadi ‘Raja Tempe’ di Jepang. Ia mentransformasi pro­fesionalitasnya sebagai produsen tempe ke pro­dusen-produsen tempe baru di Mexico, Kanada, Perancis, dan Korea.

Oleh : N. Syamsuddin Ch. Haesy

DALAM perbincangan malam, di sudut sebuah bar salah satu hotel ter­nama di Osaka – Jepang, Rusto merasakan dahsy­atnya imajinasi yang dis­ertai aksi. Hingga larut malam kami berbincang tentang imagineering mindset, alias tata fikir rekacita.

Mulanya hanya mimpi: sukses dengan tempe di negeri orang. Rustono menyeleksi dan men­guji mimpinya, lalu mengubahnya menjadi imajinasi. Ia menemukan focal concern (sentra kepedulian) yang menarik dan unik. Tempe sebagai bahan pangan khas In­donesia, tempe sebagai produk industri olahan, tempe sebagai ekspresi cinta, dan tempe sebagai jalan sukses.

Rustono menguji kembali dan menghadapkannya dengan sejum­lah driving forces (kekuatan pen­dorong) yang menyertainya. Dari aspek budaya, ia menempatkan tempe sebagai produk budaya In­donesia mampu bersanding den­gan budaya kuliner dan pola kon­sumsi pangan orang Jepang. Dari aspek bisnis, Rustono berfikir ten­tang keterampilan memproduk­si, mengemas, memasarkan, dan menjual tempe di kalangan masyarakat Jepang.

BACA JUGA :  Agar Tak Mudah Sakit saat Puasa, 5 Minuman Ini Bisa Tambah Imunitas

Rusto berhasil membuktikan, tempe sebagai realitas bahan pangan yang akan masuk ke perut konsumen, dan harus sesuai den­gan standar higine sanitation yang ketat berlaku di Jepang. Dari aspek ekonomi, Rusto berbisnis tempe dengan finance viability (kemam­puan mengelola uang). Dari aspek sosial ekonomi, Rusto memo­sisikan tempe sebagai tumpuan ekonomi rumah tangga yang men­guatkan harmoni dan kemesraan keluarga.

Setelah melalui proses pan­jang jatuh bangun memproduksi “Rusto Tempeh, produk pangan terunggul di Jepang,” ia sampai pada rumusan visi bisnisnya seba­gai juragan tempe sukses di man­canegara.

Dengan visi itu, Rusto berusa­ha mewujudkan tujuan hidupnya: hidup bahagia dalam rumah tang­ga harmoni, dan mampu menebar cinta di tengah kehidupan dunia yang mudah galau. Cinta dan ke­manusiaan menjadi ruh bisnisnya.

Rusto dan keluarga campur Jepang-nya, kini sampai pada pemahaman luar biasa tentang manifestasi imajinasi menjadi re­alitas kehidupan. Ia tengah ber­proses untuk memahami, uang hanyalah dampak dari proses berkarya dan bekerja konsisten dalam menerapkan profesion­alitas dalam skala apapun. Ia juga tengah berproses memanifestasi­kan prinsip dasar hidup: berbagi sukses. Kemampuan memanifes­tasikan imajinasi menjadi realitas sukses adalah jalan utama men­jadikan sukses diri sendiri seba­gai modal berbagi sukses kepada orang lain.

BACA JUGA :  Apa Sih Gejala Awal Ginjal Bermasalah? Simak Ini, Siapa Tau Kamu Alami Gejalanya

Di situlah cinta berada, dan menjelma sebagai cara berfikir positif, sebagai daya untuk tum­buh berkembang.

Rusto memaknai sukses se­bagai hak setiap orang. Sekaligus memberi makna kolaborasi positif berbasis cinta, sebagai upaya kole­ktif mencegah orang lain gagal dalam menjalani kehidupannya.

Sambil menghabiskan kopi dalam suasana yang dihangatkan oleh heater bar, dari pengalaman hidup Rusto menjangkau sukses sebagai juragan tempe, saya be­lajar: berbagi sukses adalah ke­niscayaan untuk mencapai sukses kolektif.

Dalam banyak hal, budaya Jepang memungkinkan aksi Rusto mewujudkan imajinasi suksesnya menjadi kenyataan faktual. Basis­nya adalah konsistensi gagasan dan cita-cita, karena dunia meru­pakan tempat bertebaran peluang sukses. Dunia adalah taman subur yang indah bagi mereka yang hidup dengan cinta: berfikir positif dan optimistik. Menjauhkan diri dari kegelapan buruk sangka, kelicikan, pesimisme, dan disharmoni.

============================================================
============================================================
============================================================