SATU kaki Real Madrid telah menapaki semifinal Liga Champions. Menang 2-0 dari AS Roma di Stadion Olimpico dalam leg pertama babak 16 besar, Kamis (18/2/2016) dini hari WIB, membuat skuad arahan Zinedine Zidane bisa bernapas lega saat melakoni leg kedua di Santiago Bernabeu 9 Maret 2016 mendatang.
Oleh : RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
Sebelum pertandingan ini, Los Blamcos memang diprediksi bakal meraih kemenangan ditenÂgah labilnya performa Giallorossi pasca berganti pelatih dari Rudi Garcia ke Luciano Spaletti. BukÂtinya, dua gol di babak kedua lewat lesatan Cristiano Ronaldo menit ke-57 dan Jese Rodriguez menit ke-86, membuat tim ibuÂkota Spanyol itu dapat sedikit santai saat bertindak sebagai tuan rumah.
Meski babak pertama beraÂkhir tanpa gol, Madrid begitu mendominasi lewat pengusaan bola mencapai 61 persen plus mencetak 19 tembakan dengan lima diantaranya on target. SeÂmentara Roma tercatat 11 kali mengancam gawang lawan namun hanya dua yang tepat sasaran.
Secara statistik, tuan rumah memang kalah. Namun, kedua menerapkan permainan terbuÂka sejak awal laga. Madrid coba membangun serangan sedini mungkin dan terus diimbangi Roma lewat sejumlah peluang dalam 15 menit awal terutama mengandalkan kecepatan MoÂhamed Salah.
Sisi kanan menjadi kekuatan serangan Roma. Beberapa kali mengandalkan kecepatan Salah untuk menusuk hingga memaÂsuki pertengahan babak. SemenÂtara Madrid lebih unggul dalam penguasaan bola, memainkan bola dari kaki ke kaki dan menÂgalirkannya menuju duo RonalÂdo-Benzema di depan.
Marcelo yang rajin membanÂtu serangan hampir membuka keunggulan Los Blancos pada menit ke-33, sayang tembakan kaki kirinya masih tipis meÂnyamping dari gawang Wojciech Szczensny. Tiga menit berselang, giliran tuan rumah mengancam lewat tembakan keras Miralem Pjanic.
Rapatnya barisan belakang Giallorossi membuat para penyÂerang Madrid kesulitan untuk menemukan celah. Anak asuh Zinedine Zidane juga kerepoÂtan mencegah tekanan sporadis tuan rumah, trerutama ketika Raphael Varane secara gemilang memutus penetrasi Stephan El Shaarawy di akhir babak perÂtama.
Babak kedua tak banyak berubah. Permainan masih dalam tempo tinggi meski banÂyak terjadi salah umpan dari kedua tim. Kesempatan bagus diÂdapat Roma menit ke-55, namun akselerasi El Shaarawy mampu dihentikan kiper Madrid, Keylor Navas yang bergerak cepat keÂluar dari gawangnya.
Justru Madrid sukses terlebih dahulu memimpin dua menit berselang berkat tembakan tajam Ronaldo usai menyisir sektor kiri dan mengecoh AlesÂsandro Florenzi sesaat sebelum mengeksekusi bola hasil teroÂbosan Marcelo. Usai tertinggal, Roma merespon dengan meninÂgkatkan intensitas serangan, terÂmasuk memainkan Edin Dzeko.
Menit ke-66, Salah lolos dari jebakan offside yang dibangun Madrid dan berdiri bebas di dalam kotak penalti saat menerÂima umpan Radja Nainggolan, namun tembakannya lemah dan mudah diantisipasi. Lima menit berselang, Salah kembali mereÂpotkan pertahanan lawan denÂgan kecepatannya, sayang umÂpan silangnya ke tengah menuju Dzeko berhasil dihalau.
Jual beli serangan semakin seru dalam sepertiga akhir perÂmainan, Madrid dengan komÂando Ronaldo sementara Dzeko kian menghidupkan daya dobrak Roma. Jese Rodriguez yang maÂsuk pada menit ke-82 menambah keunggulan Madrid empat menit usai berada di lapangan dengan tembakan mendatarnya dari sisi kanan. Skor 2-0 pun bertahan hingga laga bubar.
Gelandang serang Roma, Miralem Pjanic mengungkap kekecewaan mendalam usai timÂnya kalah dari Real Madrid. Ia merasa Roma sebenarnya layak bikin gol. Giallorossi sendiri buÂkan tanpa peluang, apalagi juga ada klaim penalti dari AlessanÂdro Florenzi.
“Amat sulit untuk menerima hasil ini. Real Madrid tim bagus, tapi mereka tidak terlalu banyak menyulitkan kami. Sebenarnya kami layak mencetak setidaÂknya satu gol. Hasil ini dusta. Kami tahu kami menghadapi sebuah tim bagus dan pelatih memperingkatkan kami bahwa mereka bagus dalam serangan balik, yang memang terjadi pada gol pertama,†kata Pjanic kepada Mediaset Premium yang dikutip Football Italia.
“Kini kami mesti menatap ke depan dan memikirkan Serie A. Tim ini senantiasa memberikan segalanya. Roma sudah tampil gagah berani dan sepanjang laga berusaha main dan kami telah membuat takut Real Madrid. SuÂdah pasti kami pantas mencetak setidaknya 1 gol,†lanjutnya.
Sementara allenatore LuÂciano Spaletti menilai timnya sudah bermain baik saat mengÂhadapi Real Madrid. Menurut Spalletti, Roma akhirnya kalah karena tak beruntung. Spalletti mengakui bahwa Madrid lebih efisien dalam memanfaatkan peluang.
Sebaliknya, peluang-peluang Roma yang didapat William Vainqueur, Mohamed Salah, dan Edin Dzeko tak berujung gol. “Kami senang para suporter memberi kami aplaus. Mereka menyadari bahwa para pemain sudah memberikan segalanya dan kami hanya tidak beruntung hari ini,†ujar Spalletti di situs resmi UEFA.
“Kami mengawali pertandÂingan dengan tepat, tapi tak bisa mencetak gol. Sebaliknya, Madrid sangat efisien. Melawan mereka, Anda tak boleh memÂbuat kesalahan sekecil apapun. Ketika kami kebobolan gol perÂtama, kami menjadi takut dan itulah kenapa kami kebobolan gol kedua. Kami beberapa kali kehilangan keseimbangan, tapi saya senang dengan penampilan kami secara keseluruhan. Kami tampil bagus di babak kedua,†katanya.
BELUM LOLOS
Meski mengantongi keÂmenangan tandang, Zidane menÂperingatkan anak asuhnya terus waspada saat leg kedua di BerÂnabeu nanti. “Dua gol tandang yang kami ciptakan sangat pentÂing. Kami belum lolos, karena di sepakbola belum benar-benar tuntas sebelum peluit panjang,†cetus Zidane usai laga dikutip Football Espana.
“Tim yang terpenting buat saya, meskipun ada pemain-pemain yang memang membuat perbedaan. Melihat mereka yang tidak bermain ikut mendorong yang lain juga sangat penting. FiÂnal? Kompetisi masih sangat panÂjang. Kami masih harus melakoni leg kedua di putaran ini untuk sebuah awal mula, tapi rasanya menyenangkan melihat adanya perayaan di skuat kami,†cetus pria Prancis itu.
Hasil imbang di babak perÂtama diakui bek El Real, Sergio Ramos sedikit panik. Namun, pesan Zidane di ruang ganti membuat para pemain bintang itu lebih tenang. “Anda menyakÂsikan sendiri kan betapa bagusÂnya kesolidan tim kami. Kami meraih hasil yang bagus dengan kami yang mendikte hasilnya. Kami juga mencoba untuk menÂdominasi penguasaan bola,†kata Ramos seperti dikutip situs resmi klub.
“Di akhir pertandingan kami mendominasi area mereka dan sekali waktu, ketika kami kehilangan penguasaan bola, mereka mampu merusaknya dengan cepat dan amat berbaÂhaya. Saat turun minum Zidane mengatakan agar kami terus menjaga bola dan yakin dengan umpan-umpan yang kami lakuÂkan sehingga kami tak panik saat bereaksi di area kotak penalti mereka,†ucap Ramos.
50 Kemenangan
Ramos pun merayakan keÂmenangan ke-50 berseragam Madrid bersama Ronaldo di pertandingan ini. Menurut situs resmi klub, dalam tujuh musim bersama-sama dengan Madrid, Ronaldo sudah memainkan 70 pertandingan dan mencetak 74 gol di ajang tertinggi antarklub Eropa tersebut.
Debut Ronaldo di Liga ChamÂpions bersama Madrid terjadi pada 15 September 2009 dengan menghadapi FC Zurich (2-5). Di tahun itu dia tampil dalam tujuh pertandingan dengan meraih enam kemenangan dan 12 gol.
Sementara Ramos sudah tampil dalam 86 pertandingan di Liga Champions bersama Madrid. Debut Ramos bersama Madrid di Liga Champions diÂtandai dengan kemenangan 3-0 atas Olympique Lyonnais pada 13 September pada 2005. HingÂga pertandingan ke-86 di Liga Champions dia bersama Madrid ini, Ramos sudah memasuki musim kedelapan dan membuat delapan gol.
Pada pertandingan lainnya, VFL Wolfsburg sukses menang tiÂpis di markas KAA Gent, GhelamÂco Arena. Wolfsburg keluar seÂbagai pemenang dengan skor akhir 3-2.
Kemenangan itu praktis membuka lebar langkah Die Wolfe lolos ke babak berikutÂnya. Wolfsburg kini cuma buÂtuh minimal hasil imbang untuk melenggang sementara Gent mesti bisa menang minimal dengan selisih dua gol di leg II pada 17 Februari mendatang. Dalam laga di, Julian Draxler menjadi bintang kemenangan Wolfsburg. Gelandang Jerman itu menyumbang dua gol perÂtama bagi Wolfsburg sedangkan satu gol lainnya disarangkan Max Kruse. (*/Net)