JAKARTA TODAYÂ – Meskipun Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Williem Rampangilei menyebutkan tidak ada kemajuan yang signifikan dalam pemÂadaman kebakaran hutan, pemerintah Indonesia menegaskan belum akan meÂnerima bantuan tenaga dari negara luar, terutama sejumlah negara ASEAN.
Kementerian Luar Negeri, melalui juru bicara Arrmanatha Nasir, menyataÂkan bahwa Indonesia masih bisa mengerÂahkan kemampuan dalam menyelesaiÂkan masalah kebakaran hutan saat ini. “Mereka memang menawarkan bantuan dengan sistem yang mereka punya, tapi Indonesia masih bisa,†kata Arrmanatha dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin.
Arrmanatha mengingatkan, dengan adanya ASEAN Agreement on TransÂboundary Haze Pollution, persoalan kebaÂkaran ini menjadi perhatian negara-negara di kawasan regional. Sesuai perjanjian ini, kata dia, pemerintah Indonesia menyamÂpaikan kembali komitmen kepada negara tetangga tentang perkembangan penanÂganan masalah hutan tersebut. “Sebagai contoh, saat ini telah dikerahkan sebanyak 17 helikopter, 4 foxwing tractor, dan 4 peÂsawat water modification untuk membanÂtu pemadaman titik api,†ujarnya.
Berdasarkan kesepakatan ini pula, neÂgara-negara tetangga tersebut telah meÂnawarkan bantuan sistem mereka dalam upaya pemadaman api. “Meski demikian, sampai saat ini Indonesia masih bisa mengerahkan semua kemampuannya unÂtuk menyelesaikan dan memadamkan api tersebut,†tutur Arrmanatha.
Selain itu, menurut dia, penanganan persoalan asap ini tidak terlepas dari upaya penegakan hukum. “Dilakukan pencabutan izin oleh kementerian terkait terhadap perusahaan yang melakukan pembakaran hutan,†ucapnya.
Sejauh ini, menurut Arrmanatha, sesuai instruksi Presiden, semua upaya diÂlakukan, baik oleh pemerintah pusat mauÂpun pemerintah daerah, untuk memadamÂkan titik api yang terdapat di lima provinsi.
BNPB mencatat luas kebakaran huÂtan di Sumatera dan Kalimantan terus bertambah. Senin lalu, jumlah titik api di Sumatera mencapai 1.143, meningkat dari 944 titik api pada hari sebelumnya. Sedangkan di Kalimantan, titik api terpanÂtau sebanyak 266.
Williem mengatakan banyak titik api yang tidak bisa dipadamkan dari jalur darat, melainkan harus melalui udara. Menurut Williem, saat ini hujan diperÂlukan untuk benar-benar memadamkan api, baik itu hujan alami maupun buatan. Padahal, berdasarkan data Badan MeteÂorologi, Klimatologi, dan Geofisika, hujan baru akan turun pada Oktober nanti.
(Yuska Apitya/net)