MENURUT sebagian ahli kumum, manusia itu ada tiga jenis: maÂnusia yang bagai maÂkanan pokok, manusia yang bagaikan, obat dan manusia yang bagaikan penyakit. Yang bagai makanan pokok adalah manusia yang dibutuhÂkan setiap saat, yang bagai obat manusia yang dibutuhkan hanya saat sakit, yang bagai penyakit adalah manusia yang tidak disuka kapanpun dan di manapun.
Perumpamaan tersebut di atas bisadiÂjumpai dalam kitab Siyar A’lam al-Nubala.’ Alangkah indahnya jika hidup kita senantiasa punya makna bagi kehidupan orang lain, miniÂmum dibutuhkan untuk suatu saat tertentu. Jangan sampai kita menjadi penyakit yang tak disuka siapapun dan kapanpun karena selalu merugikan dan meresahkan.
Setiap orang dianugerahi kelebihan-keleÂbihan. Marilah kita coba mensyukuri nikmat itu dengan cara mejadikan kelebihan-kelebiÂhan itu memiliki manfaat lebih, manfaat yang terus mengalir bahkan sampai pada masa setelah kita mati. Betapa bodohnya kita jika kelebihan yang dimiliki hanya untuk perut, lalu dibuang dalam WC. (*)