IMG-20160522-WA0021Nia S. Amira
[email protected]

Di tengah-tengah cuaca yang pa­nas di Jakarta, umat Buddha ten­gah melakukan persembahyan­gan penuh khidmat di Hari Raya Waisak 2560 Budhis Era (BE) / 2016 di Vihara Mahavira, Graha Pusat, Jalan Lodan, Jakarta Utara, Minggu, 22 Mei 2016.

Umat Buddha datang dari berbagai wilayah di Jabodetabek dan bahkan ada yang datang dari Jawa dan Sumatra untuk melaku­kan ritual persembahyangan. Ritual ini diya­kini guna mendapatkan ketenangan dan kes­ejahteraan, serta perdamaian.

Seperti yang disampaikan oleh Chaokun Hui Siong Mahayanaka, pemimpin umat Buddha sekaligus pendiri Vihara Mahavira ini bahwasanya peringatan Waisak meru­pakan sebuah momen bagi umat manusia untuk kembali belajar dari Guru Agung Sakyamuni Buddha. Bahwasanya kehidupan selalu diawali dengan kelahiran, mengisi kehidupan dengan hal-hal yang bermanfaat dan diakhiri dengan kematian dengan beru­saha untuk selalu mencapai kehidupan yang terbaik.

BACA JUGA : 

“Momen Waisak juga mengajak indi­vidu-individu untuk kembali melatih diri dengan kesabaran dan tidak terpengaruh dengan lingkungan. Kita harus dapat mem­buka diri dengan belajar dari siapapun yang memiliki kelebihan yang tidak kita miliki, dengan demikian akan lebih banyak hal yang dapat kita pelajari untuk mening­katkan kualitas diri kita,” demikian pesan penting dari Suhu Besar Chaokun Hui Siong Mahayanaka.

Perayaaan Waisak telah diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, dalam hal ini UNESCO sejak tahun 1999 dan tahun ini memasuki tahun yang ke-13, sedangkan per­ayaan Waisak bersama dalam skala interna­sional dirayakan bersama pertama kali di Bangkok pada tahun 2004 lalu.

BACA JUGA :  Cara Membuat Kentang Mustofa yang Sangat Lezat Anti Gagal

Kemajuan teknologi mengevolusi karakter manusia untuk selalu mendapatkan segala ses­uatu dengan instan karena teknologi menye­diakan informasi dan kemudahan akses hanya dalam hitungan detik saja sehingga menjadi nilai lebih dalam era globalisasi. Perubahan karakter yang selalu ingin instan menjadi dam­pak negatif bagi kepribadian individu. Orang semakin menjadi tidak sabar dan kehilangan akal sehat dalam menghadapi persoalan hidup sehingga masalah yang dihadapi akhirnya ti­dak terselesaikan secara tuntas.

============================================================
============================================================
============================================================