BOGOR TODAY- Bank Indonesia (BI) memutuskan kembali menahan suku bunga acuan. Sekarang BI 7 Days Reverse Repo Rate pada angka 4,75%.
“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI 7 Days Repo Rate tetap sebesar 4,75%,” jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Tirta Segara di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis (19/1/2017)
Sementara untuk suku bunga depocit facility tetap di angka 4%, dan suku bunga lending facility tetap 5,50%. Pelonggaran kebijakan moneter ini mulai berlaku efektif sejak 20 Januari 2017. “Keputusan tersebiut sejalan dengan upaya BI menajaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan, dengan mengutamakan kepulihan ekonomi domestik,” terang Tirta.

        Alasan lain BI menekan suku bunga adalah kondisi ketidakpastian yang dimungkinkan muncul dari Amerika Serikat (AS) dan China serta berbagai risiko geopolitik.
AS berkaitan dengan pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS yang salah satu rencana kebijakan fiskalnya bisa memicu kenaikan suku bunga acuan AS lebih cepat. China masih tengah berupaya menciptakan kestabilan ekonomi. “Ada beberapa disebutkan seperti fed fund rate yang akan naik, kemudian kebijakan luar negeri dari AS dan Tiongkok, kebijakan internasionalnya seperti apa,” ungkap Tirta.

BACA JUGA :  2030 Tak Ada Pembangunan TPA Baru di Kota Bogor, Kok Bisa

        Secara umum sekarang perekonomian AS terus membaik, didorong oleh peningkatan konsumsi dan meningkatnya investasi nonresidensial. Selain itu, tingkat pengangguran AS berada pada level rendah dengan inflasi yang mengarah ke target jangka panjangnya.
Sementara itu, perekonomian China mengalami pertumbuhan membaik, tercermin pada peningkatan penjualan eceran dan investasi swasta. Di pasar komoditas, harga minyak dunia diperkirakan dalam tren meningkat. Demikian pula, harga komoditas ekspor Indonesia membaik ditopang oleh kenaikan harga batubara dan beberapa jenis logam khususnya tembaga dan timah.  “Tapi ke depan memang ada ketidakpastian dari hal-hal tersebut,” imbuhnya.
Inflasi terkendali dengan baik, dengan realisasi sebesar 3,02% pada 2016. Akan tetapi melihat ketidakpastian dari eksternal yang begitu besar, sehingga tidak memungkinkan BI untuk kembali menurunkan suku bunga acuan. “Kita nggak bisa turun lagi meskipun akhir Desember 2016 inflasinya hanya 3,02%, tapi BI tetap menjaga dan mempertahankan segitu karena harus menjaga stabilitas, sementara juga perlu mendorong momentum pertumbuhan ekonomi nasional,” terang Tirta.(Yuska Apitya/dtk)

BACA JUGA :  Daftar Pemain Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024

 

============================================================
============================================================
============================================================