PT Binakarya Jaya Abadi Tbk berencana melakukan ekspansi bisnis ke daerah potensial lainnya untuk menawarkan lebih banyak proyek dalam pembangunan kompleks perumahan dan komersial, termasuk hotel. Perseroan melihat secara umum harga properti terutama di kota-kota besar seperti Bogor, Jakarta, Surabaya dan Bandung, terus meningkat.
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
Saat ini beberapa proyek yang maÂsih dijalankan p e r s e r o a n adalah apartemen seÂbanyak enam proyek, residensial sebanyak tiga proyek, dan komersial sebanyak 11 proyek. Lahan yang telah dikembangkan seluas 689.625 m, dan landbank yang masih tersisa untuk pengembangan dalam waktu dekat seluas 369.524 m.
 “Jumlah landbank diÂmasa yang akan datang akan dikembangkan melalui proÂgram akuisisi tanah yang seÂcara simultan dijalankan oleh perseroan, terutama di lokasi yang menjanjikan potensi perÂtumbuhan yang baik,†ungkap Presiden Direktur Binakarya Jaya Abadi, Budianto Halim.
Hal ini setidaknya sesuai catatan bank sentral di mana rata-rata kenaikan harga properti tahunan kota-kota besar di Indonesia berkisar enam sampai sembilan persen pada tahun lalu. Faktor penÂingkatan permintaan antara lain karena properti menjadi salah satu preferensi investasi masyarakat dengan asumsi memberikan imbal hasil yang cukup baik.
Belanja Modal Rp150 M
Untuk mendorong ekspansi tersebut, PT Binakarya Jaya Abadi Tbk, menganggarkan belanja modal (capital exÂpanditure/capex) Rp150 milÂiar di 2015. Dana tersebut, akan dipergunakan untuk mengakuisisi lahan maupun pengembangan properti.
Corporate Secretary, RayÂmond Hartono, mengatakan terdapat beberapa proyek yang akan dikembangkan oleh perseroan untuk melakukan ekspansi bisnis ke daerah poÂtensial. Ini dilakukan guna menawarkan lebih banyak proyek-proyek untuk komplek perumahan dan komersial terÂmasuk hotel.
“Mengingat bisnis di sekÂtor properti dan hotel sangat berpotensi,maka perseroan akan mengoptimalkan fungsi manajemen internal untuk menjalankan operasional seÂcara efektif dan efisien,†jelas Raymond di Jakarta, Jumat (12/6/2015).
“Manajemen Perseroan meÂnambahkan jumlah landbank di masa yang akan dikembangÂkan melalui program akuisisi tanah secara simultan dijalanÂkan perseroan,†tambah dia.
Dia menambahkan, harga properti di Indonesia meningÂkat terutama di kota-kota beÂsar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan Bogor. BerdasarÂkan catatan bank sentral, rata-rata kenaikan harga properti tahunan di kota-kota besar di Indonesia berkisar 6-9 persen tahun lalu.
“Faktor utama peningkatan permintaan karena properti menjadi salah satu preferensi investasi masyarakat dengan asumsi akan dapat memberiÂkan imbal hasil yang cukup baik,†tandasnya.
IPO Binakarya
Binakarya berencana melÂakukan penawaran umum saham perdana (IPO) dengan menerbitkan 238,15 juta lemÂbar saham baru, atau setara 35 persen dari modal disetor setelah penawaran umum. Presiden Direktur Binakarya, Budianto Halim, mengatakan dalam IPO ini pihaknya meÂnawarkan harga saham dikisaÂran Rp900-Rp1300 per lemÂbar saham.
“IPO mendukung pertumÂbuhan kami di sektor propÂerti, jika ada lahan potensi dan strategis, kami akan menÂgakuisisi lahan itu,†kata BudiÂanto.
Lebih lanjut dia menyeÂbutkan, masa bookbuilding sendiri dilakukan pihaknya seÂjak 10-17 Juni 2014. Perseroan berharap Otoritas Jasa KeuanÂgan mengeluarkan pernyatÂaan efektif pada 26 Juni 2014.
Sehingga, kata Budianto, pihaknya bisa melakukan penawaran umum pada 29 Juni-1 Juli 2015. Selanjutnya, penjatahan saham pada 3 Juli 2015 dan distribusi saham pada 7 Juli 2015. “Jika tidak ada halangan, pencatatan saÂham di Bursa Efek Indonesia pada 8 Juli 2015,†ujarnya.
Budianto mengungkapÂkan, dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal sebesar 50 persen, sebagai refinancing utang sebesar 30 persen dan siÂsanya untuk modal kerja. Dia menyebutkan, penjamin pelaksana emisi efek pada IPO ini adalah PT RHB OSK Sekuritas Indonesia. (*)