hi-res-7c6c4ae0ba81ac9f130b5c6ada9f9acf_crop_exactBISIKAN Gary Neville kepada skuad Valencia kala menjamu Barcelona di Mestalla, akhir pekan lalu cukup mujarab. Los Che sukses memaksa Blaugrana bermain imbang 1-1 ditengah kegarangan pasukan Luis Enrique di semua level kompetisi itu.

Oleh : RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]

Barcelona unggul terlebih dahulu lewat gol Luis Suarez. Gol balasan Valencia dicetak oleh Santi Mina. Disaksikan oleh pelatih baru Gary Neville dari tribun penonton, alih-alih meredam agresivitas sang lawan, Valencia justru menurunkan formasi 4-3-3, yang me­mungkinkan mereka untuk bermain lebih terbuka.

Ritme pertandingan berjalan cepat teru­tama pada permulaan pertandingan sebe­lum menurun jelang akhir pertandingan. Barcelona terus menggempur pertahanan Valencia, sementara sang tuan rumah men­gandalkan serangan balik cepat.

Valencia tidak dapat menurunkan So­fianne Feghouli dan bek Skhordan Mustafi, yang masih cedera. Padahal keduanya ter­bilang vital buat tim. Tim pelatih Valencia memilih menurunkan Rodrigo De Paul dan Ruben Vezo sebagai gantinya.

Sementara itu, tim tamu bermain dengan skuat terbaik mereka, termasuk trio MSN (Li­onel Messi-Luis Suarez-Neymar) yang dua di antaranya berhasil masuk nominasi tiga be­sar Ballon d’Or.

Neymar Tak Berkutik

Duet pelatih Valencia, Voro Gonzalez dan Phil Neville jeli membaca permainan Barce­lona. Kesukaan Luis Enrique untuk meny­erang dari sisi sebelah kiri melalui Neymar dan Jordi Alba berhasil ditutup oleh Danilo dan Ruben Vezo.

Hal ini terbukti dari matinya serangan Barcelona yang dibangun oleh Neymar. Dari 65 umpan yang dilepaskan pemain jebolan Akademi Santos ini yang berhasil hanya 77 persen atau 50 umpan, sedangkan sisanya berhasil dipotong oleh Vezo yang berada di sisi kanan permainan Valencia. Vezo pun sukses membukukan delapan potongan (in­tercept) yang membuatnya sebagai pemain Valencia yang paling banyak melakukan po­tongan dari lawan.

Keberhasilan Vezo dalam menutup Ney­mar tak lepas dari strategi Valencia yang menerapkan strategi man to man marking di daerah permainannya. Khusus kepada sisi kanan Valencia, Vezo dan Danilo, yang ber­main sebagai gelandang jangkar, ditugaskan untuk bergantian mematikan serangan Bar­celona. Ini yang membuat jumlah tendangan di sisi kiri penyerangan Barcelona hanya 6%. Padahal, 42 persen serangan Barcelona se­lalu tertuju ke sisi kiri.

Selain kegagalan membukukan umpan dan membangun serangan dari sisinya, Ney­mar juga gagal membukukan shot on tar­get pada pertandingan ini. Dua shots yang dilepaskan pemain asal Brazil itu gagal. Ang­ka ini pun jauh dari statistiknya di musim ini, di mana ia rata-rata melepas empat shot per pertandingan, dan dua diantaranya menge­nai target.

BACA JUGA :  Menu Sederhana dengan Tumis Ayam dan Wortel yang Lezat dan Praktis

Data-data ini memperlihatkan bahwa Barcelona kesulitan membongkar pertah­anan Valencia ketika mereka menekan dari sisi kiri. Pada babak pertama, terlihat bahwa serangan yang dibangun oleh Barcelona se­lalu melalui sisi kiri dan akhirnya gagal. Di babak kedua, Luis Enrique merubah tak­tiknya dengan memainkan Luis Suarez lebih ke kanan dan hasilnya dua peluang yang didapatkan Barcelona di sisi itu berhasil on target dan satu di antaranya berbuah gol.

Gagalnya Neymar tak lepas dari per­mainan apik Ruben Vezo. Selain membuku­kan delapan potongan, Vezo juga berhasil melakukan empat tekel dan sekali clearence-nya berhasil. Selain itu, penempatan posisi Vezo yang tepat kerap membuat Neymar tak berkembang pada pertandingan ini.

Gol Barca

Tak berhasil membuat gol dari sisi kanan Valencia, Luis Enrique menginstruksikan anak asuhnya untuk menyerang dari sisi kiri Valencia. Namun, pekerjaan tersebut tak mudah sebab Luis Suarez kerap bekerja sendirian. Dani Alves yang sering terlibat membantu serangan Barcelona jika melalui kanan, seringkali kesulitan untuk mengejar Rodrigo de Paul.

Meski Luis Suarez bekerja sendirian, Barcelona berhasil memanfaatkan serangan yang dilepaskan dari sisi kanan. Bermula dari umpan yang dilepaskan Javier Mascher­ano, Luis Suarez dengan cerdik memantul­kan bola ke Lionel Messi yang tanpa kawalan Santos. Bola pun diterima Suarez yang lang­sung melakukan sprint sebelum menjebol gawang Jaume Domenech.

Langkah Luis Enrique untuk menekan pertahanan Valencia lewat sisi kanan Bar­celona memang terbilang tepat. Terbukti Jose Gaya yang dipasang di posisi fullback kiri kerap kesulitan memenangi duel den­gan Messi dan Suarez yang bergantian ber­main di posisi winger kanan Barcelona.

Gaya yang masih berusia 20 tahun han­ya melakukan tiga kali tekel kepada lawan. Selain itu, pemain ini juga gagal melakukan potongan bola di daerahnya. Gaya pun ber­main sangat hati-hati. Imbasnya Messi dapat melakukan banyak passing dan memainkan bola di daerah Gaya.

Pun demikian dengan Suarez, ia berha­sil membawa bola tiga kali di daerah Gaya. Itu pun belum termasuk gol yang ia cetak dan peluang yang ia hasilkan untuk rekan­nya, yang hampir semuanya terjadi di babak kedua.

BACA JUGA :  DPRD Kota Bogor Sahkan 2 Perda Sekaligus, Ini Rancangannya

Pun demikian dengan Suarez, ia berha­sil membawa bola tiga kali di daerah Gaya. Itu pun belum termasuk gol yang ia cetak dan peluang yang ia hasilkan untuk rekan­nya, yang hampir semuanya terjadi di babak kedua.

Voro dan Phil yang melihat Gaya kes­usahan menghadapi Messi dan Suarez pun akhirnya memasukkan Tropi untuk menjadi orang pertama yang merebut bola di wilayah kanan Barcelona. selain itu, sang kapten Va­lencia, Dani Parejo juga ditugaskan untuk lebih menutup Ivan Rakitic yang kerap mem­bantu Messi dan Suarez.

Keok Serangan Balik

Terus menggempur sepanjang laga, bah­kan setelah Luis Suarez membuka keunggu­lan. Barcelona harus menerima kenyataan pahit bahwa mereka harus kebobolan me­lalui serangan balik cepat. Adalah winger muda Valencia, Santi Mina Lorenzo berha­sil melakukan fast break, merangsek masuk pertahanan lawan dan membobol gawang Claudio Bravo.

Sejak babak pertama pemain kelahiran Vigo ini terus meneror pertahanan Barcelo­na melalui kecepatannya. Agresivitas Mina menyulitkan Barcelona, sampai-sampai manuvernya membuat Mina mesti dihenti­kan oleh Javier Mascherano melalui sebuah pelanggaran. Dan membuat bek Argentina tersebut mendapatkan kartu kuning.

Dari heat map yang ditunjukan oleh San­ti, terlihat bahwa dirinya lebih banyak berop­erasi di sektor sayap.

Entah di posisi kanan yang memang me­mang merupakan daerah operasinya. Atau saling berpindah sisi dengan Rodrigo De Paul. Maka ketika Santi tiba-tiba bergerak ke bagian tengah lapangan saat mencetak gol hal ini membingungkan para pemain ber­tahan Barcelona.

Apalagi ketika terjadinya gol, Mina ber­lari di belakang Paco Alcacer yang berperan sebagai pemantul bola setelah menerima umpan. Dua pemain Barcelona yang menga­wal pergerakan Alcacer yang bersiap mener­ima bola, seakan tidak menyadari Santi Mina yang berlari dari belakang dan datang dari lini kedua.

Keterkejutan ini cukup banyak disebab­kan oleh perubahan garis pertahanan yang dipasang oleh Gerard Pique dan kawan-kawan. Awalnya Barcelona menerapkan garis pertahanannya dengan cukup dalam, namun hingga 10 menit terakhir pertandin­gan, mereka justru menaikan garis pertah­anan mereka.

(*/Detik)(intennadya)

============================================================
============================================================
============================================================