JAKARTA TODAY- Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) mencatat pertumbuhan volume penjualan industri minuman ringan sepanjang kuartal I 2017 melambat empat persen apabila dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Daya beli masyarakat yang semakin melemah ditengarai menjadi biang keladinya.

Ketua Umum Asrim Triyono Prijosoesilo mengungkapkan, pertumbuhan industri minuman sangat bergantung pada daya beli masyarakat. Terlebih, elastisitas permintaan minuman ringan sangat tinggi. Dengan kata lain, pengeluaran masyarakat untuk minuman ringan turun drastis jika daya beli masyarakat kurang darah.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), di mana kontribusi konsumsi masyarakat terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 56,95 persen. Angka ini tercatat susut jika dibandingkan periode yang sama tahun kemarin sebesar 57,7 persen. “Memang, pengeluaran masyarakat untuk minuman ringan hanya 1,8 persen-2 persen dari pengeluaran rumah tangga. Namun, begitu harga barang-barang naik, masyarakat langsung mengalihkan konsumsi yang tadinya untuk minuman ringan ke hal lain yang lebih penting. Kalau pertumbuhan konsumsi masyarakat jatuh, industri juga tertimpa,” ujarnya, Senin (8/5).

BACA JUGA :  Takengon Aceh Tengah Diguncang Gempa M4,9

Ia mengatakan, penurunan pertumbuhan ini merata di sub-sektor industri yang terdiri dari Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), minuman berkarbonasi, minuman teh dalam kemasan, dan minuman sari buah. Di antara semua sub-sektor tersebut, pelemahan utama terdapat di minuman berkarbonasi dengan pelemahan sebesar lebih dari 15 persen.

BACA JUGA :  Jadi Ujung Tombak Jaga Lingkungan, Dedie Rachim Ajak RW se-Kota Bogor Gali Potensi Wisata Wilayah

Meski demikian, minuman jenis isotonik dan berbahan susu dinilai masih mencatat pertumbuhan positif hingga 15 persen. “Pelemahan penjualan ini terjadi tak hanya di penjualan eceran biasa, namun juga ritel-ritel modern. Kami dapat laporan dari ritel bahwa terjadi penurunan permintaan juga,” imbuh Triyono.

Selain karena daya beli, Triyono menuturkan, lesunya penjualan minuman ringan juga diakibatkan karena buruknya persepsi konsumen akan minuman ringan. Banyak sekali kampanye-kampanye negatif yang berseliweran sepanjang kuartal I kemarin.

============================================================
============================================================
============================================================