Fenomena ojek digital kini menular ke alat transportasi lain yang tak kalah ikoniknya di Jakarta, yakni Bajaj. Aplikasi bernama Bajaiapp menjadi penghubung antara bajaj denÂgan calon penumpang. Seperti apa aplikasi ini dimainkan?
(Yuska Apitya Aji)
AWAL munculnya aplikasi BaÂjaiapp ini bermula ketika moda angkutan ini terkenal karena keunikannya, namun kurang mendapatkan perhatian khusus. Rodanya tiga, bisa memuat hingga tiga penumpang tapi masih terÂgolong murah dibandingkan denÂgan taksi.
“Ide ini muncul pada bulan NovemÂber 2014. Sebelum saya membuat aplikasi ini, saya melakukan reÂsearch terlebih dahulu untuk mencari informasi mengenai bajaj ini. Menarik karena, kebanyakan bajaj itu disewakan ke sopir. Jadi ada peÂmilik bajajnya lagi,†tutur CEO PT Roda Mandiri Indonesia (pembesut aplikasi) Feryanto Njomin, Rabu (7/10/2015).
Informasi lain yang didapatÂkan oleh Feryanto ini adalah ternyata banyak dari sopir baÂjaj ini yang stres karena harus menyetor uang setoran ke peÂmiliknya dengan rentang kerja dari pagi hingga malam hari. Pendapatan pun kadang tak stabil.
Berangkat dari keinginan untuk membantu para sopir bajaj inilah dia mencari solusi dengan membuat aplikasi BaÂjaiapp ini. “Para sopir itu tak hanya stres karena pendapatan tak stabil, kadang juga sampai tak pulang hingga 2 hari,†kata dia.
Aplikasinya pun akhirnya berhasil dibuat pada Januari 2015 dan baru bisa benar-benar bisa dioperasikan pemesananÂya pada Juni lalu.
Feryanto mengklaim, apÂlikasi ini tak hanya bussines minded namun juga mengedeÂpankan misi sosialnya. PiÂhaknya pun menggandeng OrÂganda, Dishub dan stakeholder yang lain agar bisa membuat bajaj ini canggih namun juga aman.
Aman maksudnya adalah soal kelayakan bajaj itu sendiri. Selain harus terdaftar di OrÂganda juga sudah mengikuti beÂberapa uji untuk mendapatkan izin. Tak heran, Bajaiapp hanya menerima bajajn BBG alias berÂbahan gas.
“Kenapa bajaj BBG? KareÂna ramah lingkungan, tidak berisik, tidak ada polusi dan keamanan mesinnya terjamin. Bajaj itu enam bulan sekali harus mengecek kondisinya,†paparnya.
Saat ini dia mengaku suÂdah ada 500 sopir bajaj yang mendaftar dan ditargetkan seÂbanyak 7.000 bajaj BBG akan masuk ke dalam platform aplikasi mereka hingga akhir tahun nanti. “Karena 7.00 itu jumlah bajaj BBG di Jakarta dari total 17.000 bajaj, termasuk yang bajaj orange itu.â€
Tarif Konvensional
Kendati saat ini bajaj adalah transportasi yang dinaungi oleh Organda atau organisasi angÂkutan darat, cara menetapkan tarif bajaj masih konvensional alias tawar-menawar secara langsung. Bagaimana setelah bajaj masuk ke aplikasi online?
Bajaiapp boleh dibilang merupakan aplikasi bajaj onÂline pertama di Indonesia yang dibuat oleh PT Roda Mandiri Indonesia. Freyanto Njomin, mengatakan tarif yang dikenaÂkan masih dalam ujicoba.
Meski masih uji coba dan tarifnya bisa berubah, namun secara umum tarifnya berbeda dengan aplikasi pemesanan ojek berbasis aplikasi seperti Gojek. “Untuk tarif dasar kita patok Rp 16.000 untuk 7,5 kiloÂmeter pertama setelahnya dihiÂtung per 2,5 kilometer. Nah, ini bisa berubah-ubah tergantung kondisi jalan dan waktu temÂpuh. Tapi makin jauh, ya, bisa makin murah,†terangnya.
Freyanto bilang, penetaÂpan tarif itu didasarkan atas masukan dari para pemangku kepentingan, seperti OrganÂda, Dishub, pemilik bajaj dan sopirnya sendiri.
Sementara untuk Gojek, penetapan tarifnya adalah Rp 15 ribu untuk 6 kilometer pertaÂma dan Rp 2.500 per kilometer berikutnya.