Untitled-10CIBINONG, TODAY – Badan Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kabupaten Bogor ditargetkan meraih investasi pada 2016 seni­lai Rp 5 triliun atau naik Rp 500 miliar ketimbang tahun sebel­umnya sebesar Rp 4,5 triliun.

Meski nilai tersebut terus bertambah karena telah ter­cantum dalam Rencana Pem­bangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pimpinan Yani Hasan itu mam­pu merealisasikannya dengan berkaca pada realisasi investasi pada 2015 yang mencapai Rp 10,77 triliun.

“Kami yakin bisa terealisasi. Karena tahun 2015 saja, bisa kami jauh melampaui target,” ujar Kepala Bidang Penanaman Modal pada BPMPTSP, Joner K Marpaung kepada Bogor Today, Rabu (27/1/2016).

Terlebih, kata dia, Bumi Tegar Beriman bakal menggelar Bogor Investment Expo di Jakarta, Mei mendatang. Disana, Joner akan ‘menjual’ potensi-potensi wisata yang mayoritas belum terjamah pemerintah daerah.

BACA JUGA :  Bandar Sabu di Bogor Berhasil Ditangkap, Polisi Temukan Barbuk 57,78 gram

“Selain itu, kami juga tawar­kan konsep bisnis perumahan vertikal yang menjadi fokus kedepannya. Karena, hunian vertikal itu sulit kalau menggu­nakan APBD. Jadi perlu inves­tor atau pihak ketiga,” katanya.

Terpisah, Kepalda Dinas Tata Ruang dan Pertanahan (DTRP) Kabupaten Bogor, Joko Pitoyo mengakui telah me­nyampaikan lokasi-lokasi yang diperkenankan mendapat izin dan yang tidak mengganggu jalur penerbangan.

“Sudah saya sampaikan ke BPMPTSP, lokasi-lokasinya, su­paya pemohon nanti diarahkan ke sana,” ujarnya.

Ia menambahkan, lokasi yang direkomendasikan dalam Ren­cana Detail Tata Ruang (RDTR) Cibinong meliputi kawasan stasi­un kereta Citayam-Bojonggede, Nambo-Citayam dan Jalan Raya Jakarta-Bogor yang rencananya akan dibangun Light Railway Transit (LRT).

BACA JUGA :  RSUD Leuwiliang Hadirkan Dokter Spesialis di Laboratorium Patologi Anatomik

“Itu namanya konsep Transit Oriented Development (TOD). Karena ada korelasi tempat ting­gal dengan jalur transportasi su­paya masyarakat menggunakan kendaraan umum dan mengu­rangi beban lalu lintas kenda­raan,” katanya.

Menurutnya, konsep bangu­nan vertikan di Cibinong, tak bisa ditawar lagi, mengingat la­han yang semakin sempit untuk mendirikan perumahan hori­zontal.

“Kalau horizontal, dengan lahan satu hektare, paling cukup untuk 50 hingga 60 rumah, den­gan Koefisiensi Dasar Banguna (KDB) 60 persen.

“Kalau vertikal, dengan lahan yang sama, bisa menyediakan 700 unit hunian. Yang harus di­waspadai itu izin cluster-cluster. Kalau tidak dikendalikan, bisa semakin parah,” pungkasnya.

(Rishad Noviansyah)

============================================================
============================================================
============================================================