20151129_122300Membuka usaha sekaligus menjadi ladang ibadah. Itulah motif Wisnu Wardono mem­buka kedai Soto Sentul di area kuliner Pasar Bersih Sentul City, Kabupaten Bogor.

‘’Latar belakang saya ini akunting dan pasca sarjanan­ya bisnis administrasi. Saya juga pernah mengurusi keuangan SOGO. Mung­kin orang bertanya, ke­napa saya jualan soto,’’ ujar Wisnu Wardono kepada Bogor Today, di Pasar Bersih Sentul, Min­ggu (29/11/2015)

Lantas Wisnu pun menceritakan tentang keg­iatannya di Partai Golkar dan berbagai kegiatan sosial politik lain yang dia tekuni. ‘’Jadi, seb­etulnya banyak kesibukan dan pe­kerjaan yang saya lakukan. Nah, kedai soto ini lahan saya untuk beramal dan membuka lapangan pekerjaan,’’ ujar suami dari Marisi Siregar ini.

Apa hubungannya jualan soto dengan beribadah dan beramal? Menurut Wisnu, dengan jualan nasi soto dia bisa membantu mer­eka yang sedang lapar. Membantu mereka yang uangnya tidak ban­yak tetapi juga membutuhkan makanan enak dan sehat. ‘’Di ke­dai soto saya, siapapun bisa menik­mati soto, karena harganya sangat terjangkau,’’ ujarnya.

Wisnu memang membandrol satu mangkok soto yang dia beri nama Soto Sentul itu hanya Rp 8.000. Ini sudah termasuk nasi, suwiran ayam, telor, sayuran toge, dan bihun. Sementara, jika dibawa pulang harga perporsinya Rp 10.000. ‘’Kalau dibawa pu­lang porsinya jauh lebih banyak. Kuahnya lebih banyak dan te­lornya satu butir utuh,’’ jelas pria berdarah Solo-Yogyakarta ini.

Meski murah dan diniatkan sambil membantu mereka yang berkantong pas-pasan, jangan kha­watir dengan cita rasa soto buatan Wisnu Wardono ini. Sepintas kuah sotonya mirip soto lamongan. Na­mun rasa da aromanya mirip soto Yogyakarta atau soto Solo. Wisnu tampaknya memadukan antara soto lamongan yang berkuah kekuning-kuningan dengan soto Yogyakarta atau Solo yang rasanya sedikit manis. ‘’Rasanya memang agak beda dengan soto lamongan atau soto Yogya. Ya ini namanya soto Sen­tul,’’ ujar warga Sentul Sity gen­erasi awal ini.

Apakah den­gan harga Rp 8.000 bisa un­tung? Wisnu dengan penuh se­mangat menjelas­kan bahwa harga di bawah Rp 10.000 itu masih tetap memberi­kan keuntungan. ‘’Bahkan saya sedang meren­canakan buka out­let baru lagi,’’ katanya.

(Alfian Mujani)

============================================================
============================================================
============================================================