JUVENTUS masih terlalu digdaya dalam laga derby Turin kontra Torino. Meski tercoreng dengan dikartu merahnya Sami Khedira, Bianconeri sukses mengunci kemenangan 4-1 di Stadion Olimpiade Turin, Minggu (20/3/2016) malam WIB.
RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
Berstatus tim tamu, Paul Pogba Cs, mendominasi sejak laga dimulai. Namun, skor baru berubah saat pertandÂingna memasuki menit ke- 33. Tendangan bebas Pgba meluncur deras ke gawang Il Toro yang dijaga Padelli. 1-0 untuk Juventus.
Keunggulan Si Nyonya Tua bertambah jelang rehat turun minum. Aksi individu gelandang asal Jerman, Sami Khedira sukses memperdaya Padelli dan menutup babak pertama dengan skor 2-0 unÂtuk keunggulan tim tamu.
Memasuki babak kedua, Torino mampu memperkecil ketinggalan. Di menit ke-47, Leonardo Bonucci melanggar Andrea Belotti di kotak penÂalti. Belotti pun sukses memÂperdaya Gianluigi Buffon dari titik putih dan mengubah skor manjadi 2-1.
Terus berupaya meÂnyamakan skor, Torino justru malah kebobolan lagi. Kali ini, giliaran AlÂvaro Morata mencatatÂkan namanya di papan skor pada menit ke-63 usai meneruskan umpan Pogba. Striker Spanyol ini kemudian kembali mencetak gol pada menit ke-77 dan skor berubah 4-1.
Permainan impresif JuÂventus tercoreng dengan dikartu merahnya Khedira ketika memprotes keras puÂtusan wasit Nicola Rizzoli jelang pertandingan usai. Meski bermain dengan 10 peÂmain, skor tak berubah untuk keunggulan Juventus.
Tambahan tiga poin memÂbuat tim asuhan MassimilÂiano Allegri kian kokoh di puncak klasemen Liga Italia Serie A dengan poin 70. MerÂeka unggul enam poin atas Napoli yang baru bermain melawan Genoa pada Selasa (22/3/2016). Sedangkan kekaÂlahan memaksa Torino terÂtahan di peringkat 13 klaseÂmen sementara.
Morata mengatakan, Juve bisa mengubah kekecewaan usai kalah dari Bayern MuÂnich di Liga Champions tenÂgah pekan lalu, menjadi enÂergi positif hingga akhirnya Juve bisa menang dengan skor yang telak.
“Ini merupakan pertandÂingan penting buat kami. Kami sedang marah usai kekalahan di laga hari Rabu melawan Bayern Munich. Tapi, kami mentransformaÂsikan kekecewaan itu pada energi positif,†kata Morata di Football Italia.
“Kami adalah Juve, kami ingin memenangi apapun. Sungguh disayangkan kami tersingkir di Liga Champions, karena kami bisa memenangi trofi itu musim ini. Sekarang, pikiran kami beralih ke ScuÂdetto dan Copa Italia,†teÂgasnya.
BELUM MATANG
Pelatih Juventus, MassiÂmiliano Allegri, melihat masih ada kekurangan tim besutanÂnya kendati menang besar atas Torino. Bianconeri masih kurang matang dalam berÂmain. Ia menilai anak asuhnya masih terlalu lama bermain-main dengan bola hingga berÂmain kurang efektif.
“Ini merupakan kemenanÂgan yang bagus, terutama karena kami bisa meletakÂkan kekalahan dari Munich di masa lalu kami. Sungguh disayangkan kami banyak melakukan pergerakan solo dan menggiring bola saat Torino kesulitan. Kami terus meningkatkan sisi itu, karena kami masih belum matang dan berpikir situasinya tak mudah,†imbuhnya.
Rekor Buffon
Kabar gembira lainnya, Buffon kini tercatat sebagai kiper pemilik clean sheet terÂpanjang di Serie A. Meski keÂbobolan satu gol dalam laga kontra Torino dan rekornya langsung terhenti, ia sukses menjaga keperawanan gawaÂngnya selama 973 menit.
Sebelum laga kontra ToÂrino, Gigi sudah mencatatkan clean sheet sepanjang 926 menit. Itu artinya dia cuma butuh tambahan waktu emÂpat menit untuk mematahkan rekor clean sheet Serie A miÂlik Sebastiano Rossi, yang berÂhasil menjaga gawangnya berÂsih dari gol selama 929 menit.
Buffon mempersembahÂkan rekor clean sheet terpanÂjang Serie A yang baru saja diraihnya untuk Juventus. Ia menyebut, rekor itu hanya bisa tercipta berkat bantuan punggawa Bianconeri yang lain. “Setelah empat menit terlewati dan rekor itu peÂcah, saya hanya fokus pada pertandingan dan kami bisa bangkit dari pukulan telak di Munich,†ucap Buffon menanggapi rekor yang baru dia buat.
“Saya senang bisa berÂmain bersama tim ini dan rekor ini milik Juventus, buÂkan saya. Saya beruntung bisa meraihnya, karena rekan-rekan saya menghaÂlangi lawan menciptakan peluang. Mereka bekerja keras untuk menghalau seÂtiap wilayah dan melindungi saya,†lanjut dia di Football Italia.
Memecahkan rekor diseÂbut Buffon tak masuk dalam prioritasnya. Pada awalnya dia malah tak berpikiran akan bisa mematahkan rekor clean sheet yang ada. “Saya mulai memikirÂkan kami bisa memecahÂkan rekor ini saat di BerÂgamo menghadapi Atalanta, dua pekan lalu. Anda terus bertanya pada saya dalam wawancara setelah saya tidak kemasukan gol di tiga atau empat pertandingan, ketika itu rasanya aneh,†lanjutnya.
“Jujur saja, saya tidak berÂpikir soal capaian individu, karena saya selalu melihat diri saya sebagai bagian dari sebuah tim, tapi kemudian saya menyadari kalau itu juga merupakan hal yang bagus. Itu adalah sebuah hadiah, karena semakin sering Anda berpikir soal tim maka seÂmakin besar peluang Anda mendapat penghargaan indiÂvidual,†tukasnya.
Di usia saya yang ke-38 saya masih berpikir saya bisa mengekspresikan diri saya di level yang tinggi. Atas itu saya berterima kasih pada keluarga, semua orang muÂlai dari orang tua dan para saudari, rekan dan anak saya. Saat Anda bahagia di kehidupan rumah tangga, Anda bisa mendorong diri sendiri di dunia profesional,†paparnya. (*/Net)