Badan Usaha Milik NegÂara (BUMN) produsen obat masih tergantung bahan baku impor. Setidaknya, 90 persen bahan baku obat masih didatangkan dari luar negeri. “Soal bahan baku obat-obatan, kita sudah buat produk akhir tapi 90% itu masih impor,†kata MenÂteri BUMN, Rini Soemarno di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (3/8/2015).
Impor bahan baku obat diniÂlai sudah sangat tinggi sehingga Kementerian BUMN mencari cara mengurangi ketergantunÂgan. “Saya ingin ada roadmap untuk bagaimana mengurangi itu. Bahan baku untuk obat-obatan yang sangat dibutuhkan di Indonesia,†sebutnya.
Rini meminta BUMN farmasi seperti PT Kimia Farma Tbk (KRAS) dan PT Indofarma Tbk (INAF) untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku. Kedua BUMN farmasi itu diminta membangun pabrik bahan baku obat untuk menÂgerem angka impor.
Apalagi dengan pelemahan rupiah, beban operasi BUMN farmasi semakin meningkat karena pemasukan mayoriÂtas dalam rupiah sedangkan pengeluaran dalam bentuk dolar. “Kita membuat pabrik untuk bahan bakunya. Jangan sampai kita buat produk akhir tapi bahan bakunya masih imÂpor,†sebutnya.
Sedangkan BUMN obat lainnya, PT Bio Farma (PerÂsero), akan diberi tugas untuk mengembangkan berbagai tipe vaksin. “Biofarma kan mereka divaksinasi. Saya minta merÂeka kembangkan divaksinasi. Sekarang kan mereka sudah ekspor kan,†tuturnya.
(dtk/Apri)