HL-(2)PEMERINTAH Kabupaten Bogor berjanji, realisasi pembenahan rumah tidak layak huni (RTLH) pada tahun 2016 sebanyak 15 ribu unit, meski dalam APBD 2016 baru dianggarkan 10 ribu unit saja.

RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]

Sisanya lima ribu unit, akan ditutupi dengan pendapa­tan daerah dan program corporate social responsi­bility (CSR). Hal itu diung­kapkan Bupati Bogor, Nurhayanti, jika dicoretnya penambahan RTLH hanya sebagai upaya menekan de­fisit hingga nol sebelum diserahkan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk disahkan.

“Bukan dikurangi atau dicoret. Tapi masuk waiting list. Toh total unit yang direhab masih sama sep­erti tahun 2015. Karena kita mau nol kan dulu defisitnya sebelum kita serahkan ke provinsi,” tegas Nurhay­anti, Minggu (6/12/2015).

Mantan Sekretaris Daerah (Sek­da) Kabupaten Bogor ini menambah­kan, prediksi naiknya pendapatan pada 2015 bisa dialokasikan pada program RTLH di tahun 2016. “Kalau bisa, saya maunya lebih dari 15 ribu unit. Supaya tahun 2018, tidak ada lagi RTLH,” tandasnya.

BACA JUGA :  Pengamen Jalanan di Cileungsi Bogor Ditemukan Tak Bernyawa

Dengan dibentuknya Tim Fasili­tasi TJSL ini, menurut Nurhayanti, perusahaan bisa mendukung pro­gram prioritas pembangunan dae­rah yang bisa berdampak pada men­ingkatnya kesejahteraan masyarakat serta mewujudkan visi kabupaten termaju di Indonesia pada 2018.

“TJSL harus dioptimalkan oleh perusahaan. Karena ini bersinggun­gan langsung dengan pembangunan Kabupaten Bogor. Jadinya, secara bertahap kita bisa mereduksi per­masalahan sosial dan menjadikan masyarakat mandiri dan berdaya sa­ing,” ujarnya.

Menurut Yanti, beberapa TJSL atau CSR yang telah diberikan terbuk­ti mampu membantu pengentasan rumah tidak layak huni (rutilahu), pembenahan sarana pendidikan, per­baikan jalan lingkungan masyarakat, penghijauan, dan banyak program fisik dan non-fisik lainnya yang sangat penting bagi masyarakat.

Ia menambahkan, pemerintah siap menjamin optimalisasi pendayagunaan TJSL agar tepat sasaran dengan mem­bentuk tim fasilitasi beranggotakan Or­ganisasi Perangkat Daerah (OPD).

“Tim ini untuk membantu peru­sahaan dalam mencari, merumus­kan dan merekomendasikan objek sehingga memudahkan perusahaan menjatuhkan TJSL yang tepat sasa­ran. Ini juga untuk menghindari duplikasi program pada objek yang sama,” tandasnya.

BACA JUGA :  Pengamen Jalanan di Cileungsi Bogor Ditemukan Tak Bernyawa

Sementara Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Adang Suptandar menambahkan, Sisa Lebih Peng­gunaan Anggaran (Silpa) tahun 2015 juga bisa diguna­kan untuk menutup sisa lima RTLH yang sempat dicoret.

“Jadi tidak perlu men­unggu di perubahan. Sete­lah dikembalikan provinsi juga bisa RTLH kembali ke 2015. Kan tidak semua RTLH dari APBD. Bisa dari provinsi dan APBN juga selain CSR,” kata Adang.

Pria yang juga menjabat Sekda Ka­bupaten Bogor ini mengungkapkan, pendapatan daerah pada 2016 bertam­bah Rp 395 miliar menjadi Rp 5,87 trili­un dari rencana Rp 5,48 triliun, bersum­ber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diproyeksi naik hingga Rp 92 mil­iar atau sekitar 4,86 persen dari rencana anggaran 2016 Rp 1,9 triliun menjadi Rp 2,5 triliun.

(intennadya)

============================================================
============================================================
============================================================