WASHINGTON TODAY – Bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Jeb Bush, menangguhkan kampanyenya pada kemarin malam setelah hasil buruk di South Carolina.

Bush menempati posisi keempat di primer South Carolina pada Sabtu, setelah Donald Trump, Ted Cruz, dan Marco Rubio, dengan angka terpaut jauh. Trump memperoleh 34 persen, Cruz dengan 22,5 persen, Rubio 22,3 persen, dan Bush dengan 7,9 persen berdasar 99 persen suara yang telah masuk. Bush juga mendapat hasil buruk di Iowa dan New Hampshire. Padahal untuk mendongkrak Jeb, di South Carolina, kakaknya yang man­tan presiden AS, George W. Bush, bersama ibu Jeb yang juga mantan ibu negara AS, Barbara Bush, bahkan turun tangan berkampanye untuk Jeb. Namun itu ternyata tetap tak menolong mantan gubernur Florida tersebut.

Jeb Bush (63), memulai kan­didasinya pada Juni tahun lalu. Ia tadinya digadang akan mendapat banyak dukungan, tetapi ia teryata kalah telak dari pengusaha real es­tate Trump, yang terus disorot ber­kat komentarnya yang kontroversial. Trump bahkan secara reguler terus menyerang Bush, menyebutnya “bodoh” dan “kurang berenergi.”

Siapa pun yang mengenal Jeb Bush tak akan berpikir ia kurang energi, namun ia memang canggung ketika tampil dan televisi. Maka tudingan Trump, menjadi mo­mok buat Jeb. “Rakyat Iowa dan New Hampshire dan South Carolina telah berbicara dan saya sangat menghor­mati keputusan mereka, jadi malam ini saya menangguhkan kampanye saya,” ujar Bush.

Hillary Vs Trump

Sementara, bakal calon pres­iden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Hillary CLinton, menang dalam kaukus Nevada, sementara Donald Trump dari Partai Republik menang dalam primer di South Caro­lina. Berdasarkan 84 persen suara yang masuk, Clinton menggungguli bakal calon Bernie Sanders dengan 53,4 persen melawan 47,5 persen.

Kemenangan Clinton dalam kaukus Nevada pada Sabtu (20/1) bisa memberi legitimasi baginya, serta meredam kekhawatiran banyak ang­gota Demokrat soal kekuatan Clinton setelah kekalahannya dari Sanders pada primer New Hampshire. Sebel­umnya, pada kaukus di Iowa, Clinton juga hanya menang sangat tipis dari Sanders, sekitar 0,2 persen.

Kemenangan di Nevada ini, bisa memberi Clinton momentum menuju pertarungan selanjutnya bagi Demoktat di primer South Caro­lina pada 27 Februari mendatang. “Beberapa orang meragukan kami, namun kami tak pernah meragukan satu sama lain,” ujar Clinton di de­pan pendukungnya di Las Vegas. “Ini adalah kampanye Anda.”

Sementara itu, Sanders ber­janji akan terus berjuang, terutama menuju pemilihan 11 negara bagian lain dalam “Super Tuesday” pada 1 Maret. “Kita akan melihat hasil yang tidak terduga dalam sejarah Amerika Serikat [dalam konvensi Demokrat pada Juli mendatang],” ujar Sanders. “Angin berada di pihak kita. Kita pu­nya momentum,” lanjutnya.

Sanders mengejutkan di Iowa dan New Hampshire, namun kedua wilayah itu didominasi oleh warga kulit putih. Tadinya, Sanders ber­harap di Nevada, ia bisa membukti­kan bahwa ia isa memenangi suara dari warga kulit hitam dan hispanik.

Namun di Nevada, Sanders kalah telak di kalangan pemilih kulit hitam, dengan 76 berbanding 22 persen. Namun di kalangan Hispanik, Sand­ers unggul dengan 53 melawan 45 persen. Padahal South Carolina me­miliki populasi warga kulit hitam yang besar.

Sementara Trump menang di primer South Carolina pada Sabtu setelah terlibat kontroversi dengan Paus Fransiskus, terpaut lumayan jauh dengan Senator Texas, Ted Cruz, dan Senator Florida, Marco Rubio. “Orang-orang pintar [cendikiawan] tak memberi kesempatan bagi saya di South Carolina. Sekarang terlihat kemungkinan kemenangan. Saya akan bahagia dengan satu kemenan­gan! (SEMOGA),” cuit Trump lewat akun Twitter-nya, sesaat sebelum ia dideklarasikan menang di primer South Carolina.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================