MAKKAH, TODAY — Jamaah haji Indonesia mulai bergerak dari Makkah ke Arafah. Mer­eka diangkut 1.040 bus dari lokasi pemon­dokan di Makkah menuju ke Arafah. Jamaah akan menuju Arafah pada 8 Dzulhijjah guna persiapan puncak haji (wukuf ).

“Pemberangkatan jamaah dibagi ke dalam tiga shift,” kata Kepala Satuan Operasional Arafah Muzdalifah Mina (Armina) Letkol Caj Abu Haris Mutohar, EH Ismail, di Jed­dah, Arab Saudi, Kamis (10/9/2015).

Menurut Abu Haris, rombongan pertama akan diberangkatkan pada pukul 08.00 waktu Arab Saudi. Rom­bongan kedua pada pukul 12.00 WAS dan rombongan terakhir diangkut pada pukul 16.00 WAS. Jamaah Indonesia akan terbagi ke dalam 52 maktab den­gan masing-masing maktab dilayani 20 bus. Satu maktab berisi sekitar 3.000 ja­maah haji. “Jadi satu busnya berisi seki­tar 50 jamaah dan bus akan beroperasi secara bolak-balik,” kata Abu Haris.

Saat ini, para petugas sudah diper­siapkan untuk menangani masing-mas­ing bidang pekerjaan. Ada sekitar 1.400 petugas non-kloter dan 1.800 petugas kloter yang akan bahu-membahu me­layani kelancaran ibadah 155.200 ja­maah haji Indonesia. Setiap pos dan bidang kerja sudah dipersiapkan untuk fase Armina yang merupakan fase pal­ing penting dalam penyelenggaraan ibadah haji.

BACA JUGA :  Hilangkan Kerutan dan Wajah Kendur, Wajah Kencang Bebas Noda Hitam Hanya dengan Jeruk Nipis, Ini Dia Caranya

Kepala Bidang Perlindungan Jamaah dan Keamanan PPIH Arab Saudi Kolonel Tri Budi Utomo mengatakan, sebanyak 51 personel TNI dan Polri yang menjadi bagian dari petugas haji akan berkon­sentrasi di Makkah selama Armina. Personel yang selama ini ditempatkan di Bandara, Bir Ali, Masjid Nabawi Ma­dinah, dan Masjidil Haram seluruhnya akan fokus di Armina saat puncak haji. “Untuk personel TNI ada 29 orang dan Polri 22 orang,” kata Tri Budi.

Menurut Tri, petugas perlindungan jamaah juga sudah berkoordinasi den­gan kepolisian Arab Saudi. Apabila ada jamaah yang menjadi korban tindak kejahatan selama fase Armina, maka penanganannya akan mengikuti prose­dur berjenjang yang sudah disusun ber­sama.

Jamaah yang menjadi korban ke­jahatan diimbau agar segera melapor­kan masalah yang menimpanya kepada petugas perlindungan jamaah di tingkat sektor, daker, dan kantor urusan haji. “Nanti petugas akan menindaklanjuti laporan jamaah tersebut,” kata Tri Budi.

Sementara itu, 43 jamaah telah me­ninggal dunia di Tanah Suci, baik Madi­nah maupun Mekkah sejak 22 Agustus 2015.

BACA JUGA :  Kakek Penjual Soto Mie Tewas di Dalam Toilet Umum Terminal Laladon

Media Center Haji (MCH) di Mek­kah, Arab Saudi menyampaikan dalam tiga hari terakhir pekan ini, sembilan jamaah meninggal dunia, delapan dian­taranya meninggal di Mekkah dan satu di Madinah. Sementara itu, dua pekan sebelumnya jamaah yang meninggal 34 orang. Sebagian besar kematian akibat penyakit jantung dan hanya satu yang meninggal karena pernafasan akut.

Dua diantara mereka meninggal di luar sarana kesehatan yaitu dalam per­jalanan dan di pemondokan. Mereka adalah Esang Supriyati binti H Atang Su­pandi (60 tahun) dari Kloter 011 embar­kasi Jakarta Bekasi (JKS) meninggal di pemondokan karena penyakit jantung.

Seorang lagi, Siti Sunarsih binti H Satibi (48 tahun) dari kloter 003 em­barkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) me­ninggal dalam perjalanan pada pukul 08.30 Waktu Arab Saudi (WAS) karena penyakit jantung. Dengan data terbaru ini maka sebanyak 43 jamaah telah meninggal dengan rincian sebanyak 27 orang meninggal di Madinah dan 16 orang meninggal di Mekkah.

(Yuska Apitya Aji)

============================================================
============================================================
============================================================